Baru saja sejumlah media Hollywood memberitakan bahwa Selena Gomez tengah menjalani pengobatan untuk kesehatan mentalnya, setelah mengalami serangan panik saat sedang dirawat di rumah sakit. Menurut pemberitaan, penyanyi lagu Bad Liar ini dirawat karena jumlah sel darah putihnya rendah.

 

Kondisi tersebut merupakan efek samping yang umum dialami pasien transplantasi ginjal. Seperti yang kita ketahui, tahun lalu Selena menjalani operasi transplantasi ginjal akibat penyakit lupus yang dideritanya. Bulan lalu pun Selena juga masuk rumah sakit akibat penyebab yang sama. Namun karena sel darah putihnya masih juga rendah, tiga hari lalu ia harus dirawat di rumah sakit lagi. Saat itulah Gomez merasa ketakutan dan mengalami serangan panik hebat.

 

Lalu, apa sih serangan panik itu? Bagaimana cara mengetahui bahwa rasa panik yang Kamu rasakan tidak normal? Berikut penjelasannya, seperti dilansir dari portal PsychGuides!

 

Baca juga: Waspada! Kebiasaan Ini Dapat Merusak Kesehatan Mentalmu

 

Apa Itu Serangan Panik?

Kalau Kamu tiba-tiba merasakan gelombang kecemasan dan ketakutan yang luar biasa tanpa alasan yang jelas, hingga menghasilkan reaksi fisik, maka itu artinya Kamu sedang mengalami serangan panik. Kalau kondisi ini sudah terjadi berulang kali, maka bisa berarti Kamu memiliki gangguan panik. Rasa takut yang dirasakan bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan serangan panik, Kamu bisa mengetahui pengobatan yang tepat dan gejala dari masalah mental ini.

 

Apa Penyebab Serangan Panik?

Menurut American Psychological Association, penyebab utama dari serangan panik masih belum jelas. Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa genetik dan ketidaknormalan biokimia tubuh berperan dalam meningkatkan risiko ini. Serangan panik juga sering kali disebabkan oleh fobia, kekerasan, depresi, dan pikiran bunuh diri.

 

 

 

Apa Saja Gejala Serangan Panik?

Kalau Kamu pernah mengalami serangan panik satu kali, tidak berulang, dan cukup ringan, maka tidak perlu dikhawatirkan. Serangan panik baru menjadi masalah mental ketika terjadi berulang kali dan menyebabkan perubahan yang besar dalam kehidupan dan aktivitas Kamu sehari-hari.

 

Gejala Psikologis dari Serangan Panik

Mengalami serangan panik yang berulang tentunya akan berdampak terhadap kesehatan psikologis seseorang. Selain ketakutan dan kecemasan yang berlebihan, beberapa gejala psikologis serangan panik adalah:

  • Kehilangan fokus.
  • Tidak bisa rileks atau menenangkan diri.
  • Merasa ada bahaya di sekitar.
  • Linglung.
  • Sensitif.
  • Merasa tegang.

 

Gejala Fisik dari Serangan Panik

Serangan panik dan gangguan kecemasan juga berdampak terhadap fisik, sehingga gejalanya bisa terlihat. Beberapa gejala yang dimaksud adalah:

  • Keringat berlebihan.
  • Seluruh tubuh gemetar.
  • Kontraksi otot.
  • Sulit tidur.
  • Merasa lelah.
  • Sulit bernapas.
  • Mual.
  • Denyut jantung meningkat.
  • Nyeri dada.
  • Tekanan darah meningkat.

 

Baca juga: Kesehatan Mental Itu Penting!

 

Dampak Jangka Pendek dan Jangka Pandak Gangguan Panik dan Kecemasan

Pada umumnya, satu episode serangan panik terjadi selama 10 menit. Selama mengalami serangan panik, penderita akan mengalami dampak atau gejala psikologis dan fisik dalam jangka pendek, seperti yang sudah disebutkan di atas. Sakit kepala dan rasa tidak nyaman juga umum terjadi.

 

Ketika serangan panik dan kecemasan terjadi berulang dan menjadi masalah kronis, penderita akan mulai merasakan dampak jangka panjangnya. Misalnya saja, kombinasi dari ketegangan, kurang tidur, dan ketakutan akan menurunkan keefektifan sistem imun. Alhasil, penderita memiliki risiko tinggi terkena infeksi. Peningkatan tekanan darah dalam jangka panjang juga mengakibatkan kerusakan pada jantung dan ginjal. Selain itu, penderita juga memiliki risiko depresi berat dan mengalami gangguan makan.

 

Bagaimana Diagnosis Gangguan Panik dan Kecemasan

Diagnosis secara resmi harus dilakukan oleh dokter dengan mengecek riwayat medis serta melakukan pemeriksaan fisik. Namun, Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan sendiri secara dini. Kamu hanya perlu mencatat gejala yang Kamu rasakan, konsekuensi yang Kamu alami setelah serangan panik, serta seberapa sering Kamu mengalami depresi dan kecemasan. Berikan catatan Kamu kepada dokter, supaya diagnosis dan pemeriksaan akurat bisa dilakukan.

 

Mengobati Gangguan Panik dan Kecemasan

Setelah menerima diagnosis resmi, dokter akan memberikan resep obat sesuai dengan kondisi Kamu. Namun, Kamu tetap perlu tahu dan waspada. Pasalnya, pada situasi-situasi tertentu, serangan panik tidak bisa dihindari. Untuk menurunkan risikonya, sekadar mengonsumsi obat saja tidak cukup. Kamu harus menjalani gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan konsumsi diet seimbang. Selain itu, menghindari kafein juga dapat menurunkan stres serta gejalanya.

 

Baca juga: 7 Artis Ini Ternyata Menderita Gangguan Mental

 

Tidak mudah untuk bisa pulih dari gangguan panik. Namun kalau Kamu rutin mengonsumsi obat, menjalani gaya hidup sehat, dan minta dukungan serta pertolongan orang-orang terdekat, kesembuhannya juga akan semakin cepat dicapai. Cobalah untuk menghindari stres dan sering-seringlah menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Kamu cintai. (UH/AS)

 

6 Gejala Depresi pada Wanita