Penyakit

Pneumonia (Radang paru)

Deskripsi

Pneumonia merupakan infeksi pada kantung udara di satu paru-paru atau keduanya. Kantung udara yang terinfeksi dapat terisi cairan atau nanah, yang menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Pneumonia dapat menyerang setiap orang. Namun, ada kelompok-kelompok tertentu yang sangat rentan mengalami masalah ini dan mendapatkan dampak serius, hingga mengalami kematian. Kelompok-kelompok tersebut yaitu:

  1. Anak-anak di bawah usia 2 tahun.

  2. Orang tua di atas usia 65 tahun.

  3. Perokok.

  4. Orang-orang dengan kondisi penyakit tertentu, seperti asma, fibrosis kistik, serta masalah hati, ginjal, atau jantung.

  5. Orang-orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita flu, pengidap HIV/AIDS, sedang melakukan kemoterapi, atau sedang mengonsumsi obat-obatan setelah transplantasi organ.

  6. Orang-orang yang dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama, khususnya yang menggunakan bantuan alat pernapasan.

Tidak jarang, penderita pneumonia juga dapat mengalami komplikasi, seperti pleuritis, abses paru, dan septicaemia. Pleuritis adalah peradangan di lapisan tipis antara paru-paru dan tulang rusuk (pleura), yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Abses paru adalah komplikasi langka yang umumnya menyerang orang dengan kondisi penyakit serius, maupun orang yang pernah mengalami kecanduan akut terhadap alkohol. Sementara itu, septicemia merupakan infeksi aliran darah yang serius.

 

Baca juga: Mengenal Pneumonia Lebih Jauh

 

Pencegahan

Walaupun pada kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri dan tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, Anda tetap harus menjaga kebersihan untuk membantu pencegahan penyebaran kuman. Sebagai contoh, Anda dapat melakukan:

  1. Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau saputangan ketika batuk dan bersin.

  2. Langsung membuang tisu bekas pakai, sebab kuman yang menempel mampu bertahan hidup dalam beberapa jam.

  3. Sering mencuci tangan untuk menghindari perpindahan kuman kepada orang atau objek lain.

 

Pola hidup sehat juga dapat mengurangi risiko Anda mengalami pneumonia, misalnya tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Keduanya dapat melemahkan dan merusak fungsi paru-paru, sehingga jadi rentan terkena infeksi. Bagi orang-orang yang berisiko tinggi mengalami pneumonia, sebaiknya perlu mendapatkan vaksin influenza dan pneumococcus.

 

Baca juga: Pneumonia Bisa Mematikan, Cegah dengan Cara Berikut!

Gejala

 

Gejala pneumonia bervariasi, tergantung dari derajat ringan sampai beratnya infeksi, faktor penyebab organisme, serta usia dan kondisi kesehatan penderitanya. Gejala yang ringan menyerupai flu, tetapi lebih lama. Selain itu, gejala yang lainnya ialah nyeri dada ketika bernapas atau batuk, kebingungan atau perubahan kesadaran (umumnya terjadi pada orang di atas usia 65 tahun), batuk berdahak, lemas, demam, berkeringat, menggigil, suhu tubuh di bawah normal, mual, muntah, diare, serta sesak napas. Terkadang, newborn dan anak usia di bawah 1 tahun tidak menunjukkan gejala infeksi apapun. Kendati demikian, Anda patut waspada dan membawa si Kecil ke dokter jika mengalami muntah, demam, batuk, lemas, lesu, sulit bernapas, atau kehilangan nafsu makan.

 

 

Penyebab

 

Pneumonia dapat disebabkan oleh organisme bakteri, virus, dan jamur. Namun, infeksi ini kerap diakibatkan oleh bakteri dan virus di udara yang kita hirup. Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab organismenya, yaitu:

1. Community-acquired pneumonia

Merupakan tipe pneumonia yang paling sering diderita. Penderita terinfeksi saat berada di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain. Disebabkan oleh bakteri, terutama Streptococcus pneumonia, organisme seperti bakteri (Mycoplasma pneumonia), jamur, dan virus (terutama pada anak di bawah 5 tahun).

2. Hospital-acquired pneumonia

Sebagian orang dapat terkena pneumonia saat dirawat di rumah sakit karena penyakit lain. Hospital-acquired pneumonia lebih berbahaya, karena bakteri penyebabnya lebih resisten terhadap antibiotik.

3. Health care-acquired pneumonia

Merupakan infeksi bakteri yang terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang panjang atau menerima perawatan rawat jalan, seperti cuci darah.

4. Aspiration pneumonia

Terjadi akibat makanan, minuman, muntah, atau ludah yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru. Masalah ini umumnya terjadi apabila ada sesuatu yang mengganggu refleks muntah pada tubuh, seperti trauma otak, masalah menelan, atau pengaruh alkohol dan obat-obatan yang berlebihan.

 

Diagnosis

 

Jika terdapat gejala-gejala pneumonia, dokter akan menanyakan riwayat kondisi kesehatan keluarga dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mengecek bunyi paru-paru menggunakan stetoskop, apakah terdapat suara bergelegak atau letupan abnormal, yang menandakan adanya infeksi pneumonia.

Lalu, akan dilakukan tes darah untuk mengonfirmasi infeksi dan mengidentifikasi tipe organisme yang menyebabkan infeksi, serta X-ray dada untuk mendiagnosis pneumonia dan menemukan area yang terinfeksi. Pemeriksaan pulse oxymetry juga akan dilakukan untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah. Pasalnya, pneumonia dapat menahan kerja paru-paru mendapatkan oksigen yang cukup dari aliran darah. Dokter pun akan mengambil sampel cairan dahak dari paru-paru, kemudian melakukan pengujian laboratorium untuk menganalisis penyebab infeksi.

 

Penanganan

 

Beberapa obat-obatan yang perlu dikonsumsi selama menderita pneumonia adalah obat batuk untuk mengurangi batuk dan mengeluarkan cairan dari paru-paru, obat antinyeri (ibuprofen), dan acetaminophen untuk meredakan demam. Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, maka penderita perlu mengonsumsi antibiotik. Terapi pneumonia juga bisa dilakukan sebagai upaya menyembuhkan infeksi dan mencegah komplikasi.

Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit apabila:

• Berusia di atas 65 tahun.

• Mengalami kebingungan dengan waktu, orang, dan tempat.

• Fungsi ginjal menurun.

• Tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau diastolik lebih dari 60 mmHg.

• Bernapas cepat sekitar atau lebih dari 30 kali per menit

• Butuh alat bantu napas

• Suhu tubuh di bawah normal

• Detak jantung kurang dari 50 kali per menit atau lebih dari 100 kali per menit.

 

Baca juga: 5 Fakta tentang Pengobatan Pneumonia

 

Rekomendasi Artikel

Bahaya Merokok di Dekat Anak-anak

Bahaya Merokok di Dekat Anak-anak

Sering melihat orang tua yang dengan entengnya merokok dekat anaknya sendiri, bahkan yang masih bayi? Padahal, bahaya merokok di dekat anak-anak sangat besar, lho.

Ruby Astari

20 July 2021

Si Kecil Batuk dengan Napas Cepat? Jangan Sepelekan Mums!

Si Kecil Batuk dengan Napas Cepat? Jangan Sepelekan Mums!

BATUK DENGAN NAPAS TAMPAK CEPAT? JANGAN DISEPELEKAN YA   Batuk, menjadi keluhan kesehatan yang paling sering dialami anak-anak. Terutama di masa pandemi sekarang…

Aylicia Aylicia

09 June 2021

Mengenal Fenomena “Superspreader” dalam Penularan Coronavirus

Mengenal Fenomena “Superspreader” dalam Penularan Coronavirus

Adanya superspreader memegang peranan besar dalam kecepatan penularan infeksi, hingga terjadinya wabah Coronavirus di suatu area.

Yosephine Dian Hendrawati

27 February 2020

Ini Dia Kandidat Obat untuk Mengatasi Infeksi Coronavirus COVID-19

Ini Dia Kandidat Obat untuk Mengatasi Infeksi Coronavirus COVID-19

Infeksi COVID-19 atau yang sebelumnya disebut novel coronavirus 2019 masih menjadi sebuah ancaman kesehatan global. Berdasarkan data dari situation report yang…

Yovita Diane Titiesari

26 February 2020

Tindakan Pencegahan Tertular Coronavirus

Tindakan Pencegahan Tertular Coronavirus

Jika seseorang memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif terinfeksi virus corona, orang tersebut harus diobservasi sekitar 14 hari selama terjadinya masa inkubasi.

Jessica Christy

05 February 2020

Penularan Semakin Meningkat, Penemuan Vaksin Coronavirus Dipercepat

Penularan Semakin Meningkat, Penemuan Vaksin Coronavirus Dipercepat

Menurut pemerintah China, karena penularan semakin meningkat, penemuan vaksin coronavirus dipercepat

Uliya Helmi Ali

27 January 2020

5 Fakta tentang Pengobatan Pneumonia

5 Fakta tentang Pengobatan Pneumonia

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Kabar baiknya, pengobatan pneumonia bisa dilakukan!

Yovita Diane Titiesari

15 September 2019

Usia Si Kecil Sudah 2 Bulan? Jangan Lupa Imunisasi PCV!

Usia Si Kecil Sudah 2 Bulan? Jangan Lupa Imunisasi PCV!

Penyakit pneumokokus sangat umum menyerang anak-anak. Namun, infeksi yang disebabkan oleh kuman pneumokokus ini bisa bisa dicegah dengan imunisasi PCV!

Amanda Sagarmatha

30 July 2019

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...