Zat besi sangat diperlukan oleh tubuh untuk membentuk hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh melalui darah. Bayi yang mengalami defisiensi atau kekurangan zat besi akan mengalami anemia yang bisa berdampak serius pada proses tumbuh kembangnya.

 

Baca juga: Mums, Ini Pentingnya Suplemen Zat Besi bagi Balita!

 

Perlukah Suplemen Zat Besi untuk Bayi ASI?

“Anakku sudah mendapat ASI ekslusif. Enggak mungkin dia akan mengalami kekurangan zat besi!” Ya, pernyataan tersebut mungkin sering kita dengar dari seorang ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Dan memang benar jika di dalam ASI telah terkandung zat besi, hanya saja jumlahnya tidak terlalu banyak. 

 

Di usia 4-6 bulan pertama kehidupannya, ASI memang dapat memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil. Hal ini karena bayi telah mendapat cadangan zat besi yang cukup dari transfer zat besi di trimester terakhir kehamilan. Selain itu, zat besi yang terkandung di dalam ASI juga mudah diserap oleh saluran cerna bayi.

 

Namun, memasuki usia 6-9 bulan, kadar zat besi dari ASI sudah tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya. Ini disebabkan oleh aktivitas si Kecil yang semakin banyak, mulai dari merangkak hingga berguling. 

 

Apabila si Kecil tidak memeroleh zat besi dalam jumlah cukup, maka jumlah sel darah merahnya akan berkurang dan jaringan-jaringan tubuhnya akan menerima lebih sedikit oksigen dari yang dibutuhkan. Salah satu dampak kekurangan zat besi ini adalah anemia. Anemia zat besi pada anak di bawah usia 2 tahun dapat menyebabkan anak lebih “lemot” dalam merespon, sulit mengendalikan diri, hingga mengalami gangguan fungsi otak secara permanen.

 

Baca juga: Inilah 4 Menu Pilihan Kaldu untuk MPASI Bayi

 

Pemberian Suplemen Zat Besi pada Bayi

Karena begitu pentingnya zat besi bagi perkembangan bayi, maka Mums harus paham betul mengenai kondisi si Kecil yang mungkin saja berisiko kekurangan zat besi. Selain faktor usianya yang semakin besar, ada beberapa kondisi lain yang membuat bayi membutuhkan suplemen zat besi tambahan, seperti bayi yang terlahir prematur, bayi dengan berat lahir rendah, dan bayi kembar.

 

Perlu diketahui, kebutuhan zat besi si Kecil berbeda-beda sesuai usianya. Kebutuhan zat besi pada bayi usia 6-12 bulan adalah 1 mg per hari. Sedangkan, untuk anak usia 1-3 tahun (batita) membutuhkan zat besi lebih sedikit, yaitu 7 mg per hari.

 

Guna mencukupi kebutuhan zat besi si Kecil, ada beberapa hal yang bisa Mums lakukan mulai dari memberikan MPASI yang mengandung banyak zat besi hingga memberikan suplemen zat besi pada bayi.

 

Untuk pemberian suplemen zat besi pada bayi akan berbeda-beda dosis dan lama pemberiannya, tergantung pada kelompok usia dan status kelahirannya. Lebih jelasnya, berikut uraian dosis dan lama pemberian suplemen zat besi pada anak sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

  • Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gram, dosisnya 3 mg/kgbb/hari. Diberikan sejak usia 1 bulan hingga 2 tahun setiap hari.

  • Bayi cukup bulan, dosisnya 2 mg/kgbb/hari. Diberikan sejak usia 4 bulan hingga 2 tahun setiap hari.

  • Balita (usia 2-5 tahun), dosisnya 1 mg/kgbb/hari. Diberikan 2 kali per minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahunnya.

 

Suplemen zat besi biasanya terdiri dari 2 macam, yaitu dalam bentuk oral drops untuk bayi hingga usia 1 tahun dan sirup untuk anak di atas usia 1 tahun. Ada beberapa hal yang bisa Mums perhatikan saat memberikan suplemen zat besi pada si Kecil.

 

Pertama, mengenai cara pemberiannya. Suplemen zat besi paling baik diberikan bersamaan dengan jus buah, terutama buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C. Hal ini karena jus buah dan kandungan vitamin C di dalamnya akan meningkatkan proses penyerapan suplemen zat besi dari saluran pencernaan menuju ke peredaran darah.

 

Sebuah studi juga menunjukkan bahwa peningkatan penyerapan ini mencapai 13,7%. Hal ini tentu sangat baik, karena zat besi harus diserap terlebih dahulu ke peredaran darah agar dapat memberikan efek terapi.

 

Hindari pemberian suplemen zat besi bersamaan dengan produk susu ataupun produk olahannya yang mengandung banyak kalsium. Ini karena produk-produk tersebut dapat menurunkan penyerapan zat besi dari saluran cerna.

 

 Selanjutnya, untuk waktu pemberian suplemen zat besi, disarankan agar suplemen diberikan saat perut bayi sedang kosong atau di antara jam makannya. Sekali lagi, hal ini berhubungan dengan proses penyerapan zat besi dari saluran cernanya.

 

Zat besi sangat dibutuhkan si Kecil untuk mendukung perkembangannya. Untuk itu, penuhi kebutuhan zat besi si Kecil bukan hanya dengan memberikan ASI eksklusif, tapi juga melalui asupan makanan serta pemberian suplemen zat besi ya, Mums! (BAG/AY)

 

Baca juga: Pro dan Kontra Suplemen Zat Besi untuk Bayi ASI