Penyakit

Peradangan pada Ginjal (Pielonefritis)

Deskripsi

Pielonefritis adalah penyakit infeksi pada ginjal, yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Pielonefritis ada 2 jenis, yaitu pielonefritis akut dan kronis. Pielonefritis akut biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Sedangkan pielonefritis kronik ditandai dengan peradangan dan fibrosis ginjal yang disebabkan oleh infeksi berulang atau persisten ginjal, vesicoureteral refluks (aliran kencing yang mengarah balik ke ginjal), atau penyebab lain dari obstruksi saluran kemih.

 

Baca juga: Mengenal Radang Ginjal, Gejala dan Penyebabnya

Pencegahan

Perubahan gaya hidup merupakan salah satu upaya pencegahan pielonefritis. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah minum banyak air atau cairan, tetapi jangan minum alkohol. Air menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi dengan membilas saluran kemih. Pembilasan ini juga mencegah batu ginjal, yang dapat meningkatkan risiko pielonefritis. Selain itu, jangan menahan buang air kecil untuk waktu yang lama, dan untuk wanita disarankan agar menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan setelah buang air besar, untuk mencegah bakteri menyebar ke uretra.

 

Baca juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal

Gejala

Gejala pielonefritis bervariasi, tergantung usia. Pada umumnya, gejala yang muncul ialah demam, muntah, nyeri pada punggung maupun pada pinggang, demam, mual, serta sering buang air kecil dan terasa nyeri. Pada anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun dan orang tua, mungkin hanya mengalami demam tinggi tanpa gejala yang berhubungan dengan saluran kemih. Pada pielonefritis kronik, tanda yang terus-menerus muncul adalah bakteriuria sampai jaringan ginjal sudah mengalami scaratau berbentuk jaringan parut yang berat dan atrofi, sehingga pasien mengalami insufisiensi ginjal, yang ditandai dengan hipertensi, BUN meningkat, dan klirens kreatinin menurun. Klirens kreatinin adalah kemampuan ginjal untuk mengekskresi kreatinin.

Penyebab

Pielonefritis disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyebab paling umum adalah bakteri Escherichia coliselain, namun beberapa jenis bakteri lain yang sering menyebabkan masalah ini adalah Klebsiella pneumonia dan Staphylococcus saprophyticus. Bakteri dapat mencapai ginjal dengan naik dari saluran kemih bawah atau melalui aliran darah. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena pielonefritis yaitu obstruksi pada saluran kemih, kelainan struktur atau anatomi saluran kemih, dan vesicoureteral refluks.

Diagnosis

Diagnosis pielonefritis tergantung pada umur, usia, dan respons terapi pasien. Berikut beberapa cara diagnosis yang dapat dilakukan:

  1. Urinanalisis, yaitu melakukan pengujian sampel urine. Adanya sel darah putih dan bakteri dalam urine menunjukkan infeksi.
  2. Kultur urine dapat digunakan sebagai pertimbangan penyesuaian antibiotik atau terapi pada pasien.
  3. Ultrasound dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya obstruksi pada saluran kemih, abses ginjal, nefritis bakteri fokal akut dan batu. Ultrasound biasanya diberikan pada pasien yang tidak merespons  terapi dalam 72 jam.
  4. CT scan dapat mengidentifikasi perubahan perfusi parenkim ginjal, perubahan dalam contrast excretion, cairan perinefrik dan penyakit nonrenal, gas forming infections, perdarahan, massa inflamasi, serta obstruksi.

Masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi penyebab pielonefritis dan memberikan terapi yang tepat.

Penanganan

Pielonefritis diobati dengan antibiotik. Durasi pemberian antibiotik beragam, bisa sampai beberapa minggu. Antibiotik dapat diberikan melalui pembuluh darah atau intravena, secara oral, atau keduanya. Bila ada obstruksi, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mehilangkan obstruksi. Selain itu, diberikan pula pengobatan untuk mengatasi gejala yang dialami pasien, misalnya rehidrasi, penurun demam, dan manajemen nyeri.

 

Baca juga: Hati-Hati, Terlalu Banyak Konsumsi Daging Merah Bisa Bahayakan Ginjal

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...