Apa elemen terpenting dalam pernikahan? Rupanya menurut penelitian terbaru, permintaan maaf merupakan komponen penting dari hubungan romantis yang sukses. Kemampuan untuk meminta dan memberikan maaf bahkan dianggap sebagai salah satu faktor paling signifikan yang berkontribusi besar terhadap kepuasan akan pernikahan dan cinta seumur hidup. Bagaimana maaf bisa menjadi hal yang sangat krusial dalam pernikahan? Bertepatan dengan Pardon Day yang baru saja diperingati setiap 8 September, mari simak penjelasan selengkapnya.

Baca juga: Kenali 6 Jenis Fitness dalam Pernikahan

 

Manfaat Memaafkan dalam Sebuah Hubungan

Beragam referensi turut mendukung alasan mengenai pentingnya maaf dalam sebuah hubungan. Dalam buku The Science of Trust, Dr. John M. Gottman menjelaskan bahwa hanya dengan memaafkan, pasangan suami istri mampu memroses sebuah masalah dan beralih dari peristiwa yang kurang baik menuju ikatan yang lebih kuat.

 

Para ilmuwan dan psikolog, sepakat bahwa memaafkan adalah kontributor terpenting untuk hubungan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang tidak sulit memaafkan, cenderung akan menikmati hubungan romantis yang lebih lama dan memuaskan. Menariknya, penelitian bahkan menemukan bahwa orang yang mampu memberi maaf tanpa syarat, cenderung bisa menikmati hidup bahagia lebih lama.

 

Sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology tentang "Korelasi antara Maaf dan Kepuasan Hubungan" menunjukkan bahwa, kurangnya kata maaf dalam sebuah hubungan, justru dapat memicu lebih banyak emosi negatif dan menuntun pada lebih banyak konflik. Pasangan yang tidak mempraktikkan maaf dalam pernikahan, akan lebih sulit untuk berkompromi dan menyelesaikan masalah. Mereka pun cenderung menyimpan kebencian dan tidak termotivasi lagi untuk berpikir positif terhadap pasangannya. Pakar menyebutkan, sulit memaafkan hanya akan membuat pasangan merusak hubungan, terlibat dalam percekcokan, bahkan saling menghindari satu sama lain. 

Baca juga: 10 Cara Agar Pernikahan Langgeng Hingga Akhir Hayat

 

Dampak Positif dari Pilihan untuk Memaafkan

Memaafkan diri sendiri dan orang lain berarti bersedia mengakui bahwa Kamu mampu terluka dan bersedia mengambil alih hidupmu untuk tidak selamanya menjadi korban dari sebuah peristiwa. Hanya maaf yang bisa membebaskanmu dari rasa sakit dan kecewa, untuk fokus kembali pada hubungan yang Kamu dan pasangan miliki.

Sebaliknya, menyimpan dendam hanya akan menimbulkan dampak negatif berikut ini, sebagaimana disarikan dari Mayo Clinic.

  • Membawa kemarahan dan kepahitan ke dalam hubunganmu.
  • Kamu dan pasangan akan semakin sulit mensyukuri berkah pernikahan.
  • Meningkatnya risiko depresi dan gangguan kecemasan.
  • Munculnya perasaan bahwa Kamu tidak memiliki makna atau tujuan
  • Hilangnya ikatan batin terhadap pasangan yang Kamu cintai.

 

Langkah untuk Memaafkan

Tidak semua orang mudah untuk memaafkan. Namun, tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Inilah sejumlah langkah yang bisa Kamu lakukan untuk berdamai dan siap memaafkan situasi.

 

1. Pikirkan Prioritas dalam Pernikahan

Saat sebuah hubungan menghadapi konflik, pasangan suami istri terkadang lupa akan tujuan awal dalam pernikahan. Inilah sebabnya, psikolog Robert Firestone mengingatkan bahwa penting bagi suami istri untuk tetap berpikir jernih, bahkan saat masalah menerpa. 

 

Lalu bagaimana caranya agar suami istri menang saat melewati permasalahan? Cobalah memiliki empati terhadap pasanganmu. Amatilah kondisi yang terjadi dari sudut pandangnya. Faktanya, di dunia ini tidak ada satu pun yang sempurna. Namun, jangan biarkan rasa kecewa mengambil alih hal-hal yang penting dalam pernikahanmu. Apalagi, bila pasanganmu serius menunjukkan penyesalan yang tulus dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan. Fokuslah pada semua hal terbaik yang Kamu dan pasangan miliki, agar kalian bisa melewatinya bersama-sama.

 

2. Lupakan Masalah yang Sudah Dilewati

Memaafkan, memang tidak bisa serta merta membuatmu melupakan permasalahan. Tentu Kamu membutuhkan waktu. Wajar bila Kamu terkadang merasa perlu untuk mengungkapkan pada pasangan tentang perasaan yang Kamu hadapi. Namun, jangan sampai Kamu terjebak perasaan sendiri dan mendendam, agar Kamu tidak menjadi pihak yang semakin menderita. Latih hatimu untuk menumbuhkan lagi hal-hal positif yang ingin Kamu bina dalam hubunganmu bersama pasangan.

 

3. Jangan Mengulangi Permasalahan yang Sama

Dalam etika dunia psikologi, ada 3 hal yang wajib disampaikan saat seseorang meminta maaf, yaitu:

  1. “Maafkan saya.”
  2. “Saya sangat menyesal hal ini menyakitimu.”
  3. “Adakah yang bisa saya lakukan untuk memperbaikinya?”

Ketiga hal ini mewakili hal-hal yang harus dilakukan setelah Kamu dan pasangan saling memaafkan. Siapapun yang bersalah, harus memahami bahwa setiap kesalahan terjadi akibat kelalaian yang dibiarkan. Karena itu, hal terbaik yang bisa Kamu lakukan, adalah mengantisipasi semaksimal mungkin agar pernikahanmu tidak terlibat kembali pada permasalahan serupa. Jadikan hal ini sebagai motivasi untuk menghargai maaf yang telah pasanganmu berikan.

 

Tidak ada hubungan yang tidak luput dari kata maaf. Meski tidak mudah, keberanian untuk memaafkan adalah sebuah sikap yang mampu membuat hubunganmu tumbuh semakin besar dan tangguh. Fokuslah pada upaya perbaikan yang bisa Kamu capai bersama pasangan di masa depan, daripada permasalahan yang telah kalian taklukkan. (TA/AY)

Baca juga: Para Pria, Hindari 6 Kesalahan dalam Pernikahan Berikut Ini!