Sejak lama, diabetes diketahui ada dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa sebenarnya ada lima jenis penyakit diabetes yang berbeda. Menurut ahli, sistem klasifikasi baru ini bisa membantu dokter mengidentifikasi risiko komplikasi tertinggi pada penderita diabetes dan membantu menentukan pengobatan yang spesifik dan efektif.

 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal The Lancet: Diabetes & Endocrinology ini mengungkapkan, sistem klasifikasi sekarang belum diperbaharui sejak 20 tahun lalu dan kurang menjelajahi keberagaman diabetes, terutama tipe 2. Diabetes dinilai sebagai penyakit yang berkembang paling cepat di dunia, sedangkan pengobatan yang tersedia masih belum maksimal dalam mengobati komplikasi dari penyakit tersebut.

 

Mereka juga mengatakan bahwa saat ini diagnosis diabetes hanya berdasarkan pada satu pengukuran, yaitu bagaimana fungsi tubuh dalam memetabolasi glukosa. Padahal, diabetes jauh lebih kompleks dan individual daripada itu.

 

Baca juga: Ini Dia 4 Jenis Insulin untuk Pengobatan Diabetes
 

Saat ini, diabetes umumnya ditentukan pada diagnosis umur (karena diabetes tipe 1 biasanya menyerang anak) dan ada atau tidak adanya antibodi yang menyerang sel beta (yang memproduksi insulin). Penderita diabetes tipe 1 memiliki antibodi tersebut, sehingga tubuh mereka tidak bisa memproduksi insulin dengan sendirinya.

 

Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 tidak memiliki antibodi tersebut, sehingga tubuh mereka mampu memproduksi insulin. Pada diabetes tipe 2, masalahnya ada pada ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin.

 

Berdasarkan kriteria tersebut, saat ini sekitar 75-85% penderita terdiagnosis diabetes tipe 2. Namun, ahli dari University of Gothernberg dan Lund University in Sweden setuju bahwa dibutuhkan lebih banyak cabang tipe diabetes. Mereka melakukan penelitian dengan melibatkan 15.000 orang Swedia yang menderita diabetes tipe 2. Ada 6 variabel yang fokus diukur, yaitu umur, indeks massa tubuh, ada atau tidak adanya antibodi sel beta, kadar kontrol metabolisme, serta pengukuran fungsi sel beta dan resistensi insulin.

 

 

 

Baca juga: 10 Hal Tentang Diabetes Melitus yang Harus Kamu Ketahui
 

Dari analisis tersebut, ahli mengidentifikasi lima subkelompok diabetes dengan karakteristik yang berbeda:

 

Kelompok 1: Disebut 'diabetes autoimun parah'. Kelompok ini menyerupai diabetes tipe 1. Penderita kelompok diabetes ini didiagnosis ketika masih berusia muda dan tidak mengalami kelebihan berat badan. Mereka memiliki penyakit autoimun yang mencegah produksi insulin pada tubuh.

 

Kelompok 2: Disebut 'diabetes defisiensi insulin parah'. Kelompok ini menyerupai kelompok 1. Penderitanya didiagnosis pada usia muda dan tidak kelebihan berat badan. Mereka juga tidak bisa memproduksi insulin dengan cukup. Namun, penyakitnya bukan disebabkan oleh sistem imun. Mereka tidak memiliki 'autoantibodi' seperti pada kelompok 1. Ahli belum tahu penyebab utama dari jenis diabetes ini, tetapi kemungkinan besar disebabkan karena kurangnya sel-sel yang memproduksi insulin. 

 

Kelompok 3: Disebut 'diabetes resistensi insulin parah'. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan dan memiliki resistensi insulin tinggi. Artinya, tubuh mereka memproduksi insulin tetapi sel-selnya tidak memberi respons yang seharusnya. 

 

Kelompok 4: Disebut 'diabetes terkait obesitas ringan'. Kelompok ini terdiri dari penderita diabetes ringan yang tidak memiliki masalah metabolisme sebanyak penderita diabetes pada kelompok 3. Kelompok ini juga cenderung mengalami obesitas.

 

Kelompok 5: Disebut 'diabetes terkait umur ringan'. Bentuk ini mirip dengan kelompok 4, tetapi didiagnosis pada umur yang lebih tua. Kelompok ini adalah kelompok paling umum dari diabetes. Sekitar 40% dari penderita diabetes yang terlibat dalam penelitian termasuk ke dalam kategori ini.

 

Berdasarkan hasil penelitian, kelompok 3 memiliki risiko tinggi terkena komplikasi penyakit ginjal. Sementara itu, kelompok 2 memiliki risiko tinggi terkena retinopati diabetes (komplikasi yang menyebabkan penurunan kualitas penglihatan atau kebutaan). Para ahli juga mengatakan bahwa kelompok 2 dan 3 termasuk ke dalam diabetes tipe 2. Orang yang termasuk dalam kedua kelompok tersebut umumnya membutuhkan pengobatan agresif untuk mencegah komplikasi. 

 

Baca juga: Diet untuk Penderita Diabetes
 

Sistem klasifikasi ini dianggap bisa membantu pasien diabetes tipe 2 baru maupun yang sudah lama terdiagnosis. Namun, para ahli masih belum bisa mengklaim jika metode pengelompokan tersebut merupakan sistem klasifikasi subkelompok diabetes terbaik. Mereka setuju untuk diadakan penelitian lebih besar, luas, dan mendalam, dengan variabel yang lebih beragam. (UH/AS)

 

Siapa yang Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2