Bubur ayam paling nikmat jadi menu sarapan. Kombinasi bubur berkuah yang ditaburi ayam suwir, dengan pelengkap cakwe, bawang goreng, kacang kedelai dan daun bawang, serta sate usus. Hmm...nikmat sekali, ya! Bubur ayam terbuat dari beras putih. Tentu saja indeks glikemiknya sama saja dengan nasi putih. Maka hati-hati nih buat penderita diabetes. 

 

Menurut pakar gizi Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., salah satu pemicu utama tingginya prevalensi diabetes di Indonesia adalah pola konsumsi nasi putih yang tidak dibatasi. Ini dikarenakan nasi putih merupakan salah satu jenis karbohidrat yang cepat diubah menjadi glukosa di dalam tubuh.

 

Mengonsumi nasi putih dan bubur ayam, menurut Guru Besar  di bidang Pangan dan Gizi dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ini, akan menyebabkan risiko lonjakan gula darah. “Sama-sama terbuat dari beras, namun faktanya bubur justru lebih cepat diubah menjadi gula darah dalam tubuh, dibandingkan dengan nasi putih. Karena itu, penderita diabetes tidak boleh sering mengonsumsi bubur (ayam) yang terbuat dari beras putih,” jelas Prof. Ali.

Baca juga: 23 Makanan Super Sehat untuk Penderita Diabetes

Ada penjelasan khusus mengapa bubur tidak disarankan untuk penderita diabetes. Tingkat keutuhan makanan, sangat memengaruhi proses kenaikan gula darah. Semakin utuh bentuk makanan maka grafik kenaikan gula darah akan semakin lambat. Sedangkan makanan yang sudah tidak utuh atau sudah diolah menjadi bubur, semakin mudah diolah oleh sistem pencernaan sehingga proses pembentukan gula darah justru terjadi semakin cepat.

 

 

Pilihan Bubur yang Lebih Sehat

Saat ini informasi gizi sudah sangat mudah diakses oleh siapapun. Prof. Ali pun menyarankan agar penderita diabetes rajin mengecek indeks glikemik (IG) dari setiap makanan yang dikonsumsi, bisa melalui aplikasi internet yang menyediakan informasi kesehatan. “Karena keliru bila target harian penderita diabetes hanya menghindari gula. Padahal, indeks glikemik yang terkandung dalam setiap makananlah yang seharusnya dijadikan acuan,” jelasnya.

 

Inilah sebabnya, dokter ahli gizi kerap membekali penderita diabetes dengan panduan cara menghitung kalori dan indeks glikemiks dari makanan yang dikonsumsi. Tujuannya agar pasien diabetes dapat menjadi ‘dokter’ bagi dirinya sendiri dan menerapkan gaya hidup sehat sehari-hari.

 

Baca juga: Awas, Lonjakan Gula Darah karena Minuman Manis!

 

Untuk pilihan yang lebih sehat, Prof. Ali menyarankan agar penderita diabetes mengonsumsi bubur berserat tinggi. Contohnya seperti bubur yang terbuat dari gandum utuh atau bubur beras merah. Kandungan antosianin dan tiamin pada beras merah berfungsi untuk menjaga sistem syaraf agar tubuh tetap bisa mengatur kadar glukosa dalam darah.

 

Dengan mengkonsumsi beras merah secara rutin, penderita diabetes tidak hanya dapat mengendalikan gula darah, melainkan juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Sementara tingginya kandungan serat dan antioksidan dalam gandum utuh, dapat membantu menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Dampak positifnya, penderita diabetes pun terhindar dari risiko obesitas serta lonjakan gula darah.

 

 “Olahan bubur yang terbuat dari sumber serat tinggi, memiliki indeks glikemik yang lebih rendah sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes. Hindarilah bubur yang terbuat dari beras putih, karena indeks glikemiknya tinggi yaitu 90,” papar Prof. Ali mengakhiri sesi tanya jawab dengan Guesehat.

 

Berdasarkan data International Diabetes Foundation tahun 2017, Indonesia menempati posisi ke-6 sebagai negara dengan prevalensi diabetes tertinggi mencapai angka 10.726  juta jiwa. (TA/AY)

Baca juga: Pilihan Beras yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes