Klamidia adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia Trachomatis. Penyakit ini bisa dialami oleh wanita usia berapapun, tetapi lebih umum dialami oleh wanita usia remaja atau di bawah 25 tahun. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan, wanita di atas usia 70 tahun yang masih aktif berhubungan seks juga bisa mengalami penyakit ini.

 

Infeksi ini ditularkan oleh penderita melalui hubungan seksual tanpa kondom dan yang sering bergonta-ganti pasangan. Menurut dr. Jessica Shepherd, M.D,. asisten profesor dari kebidanan klinis dan ginekologi serta direktur dari ginekologi invasif di The Universiry of Illinois College of Medicine, Chicago, infeksi ini dibawa oleh air mani (termasuk pre-ejakulasi) dan cairan vagina, melalui hubungan seks lewat vagina, anal, dan oral dengan orang yang terinfeksi.

Baca juga: Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual yang Harus Kamu Ketahui!

 

Klamidia juga bisa menginfeksi serviks, anus, dan uretra, meskipun jarang terjadi. Namun, Kamu tidak bisa terkotaminasi bakteri klamidia hanya dengan kontak biasa, seperti duduk di toilet umum, berpelukan, berpegangan tangan, batuk, bersin, dan menggunakan sedotan yang sama.

 

Gejala Klamidia                                                                                                     

Sebagian besar penderita klamidia tidak merasakan adanya gejala khusus ketika terjangkit penyakit ini. Setelah 1-3 minggu, barulah gejalanya muncul, seperti susah dan merasa kesakitan saat buang air kecil. Namun perlu diingat bahwa gejala yang dialami tiap wanita berbeda-beda. Berikut beberapa gejala yang paling umum dialami oleh wanita:

 

  • Keputihan abnormal

Makanan yang Kamu konsumsi atau benda yang Kamu pakai memang bisa memengaruhi aroma dan tampilan tubuh. Hal ini juga berlaku pada warna dan aroma yang keluar saat keputihan. Aroma keputihan yang tidak sedap serta warnanya kekuningan atau agak hijau bisa terjadi akibat infeksi, salah satunya karena klamidia. Jika Kamu merasa warna atau aroma keputihan lain dari biasanya, sebaiknya hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

  • Buang air kecil disertai rasa sakit

Jika terjadi infeksi di bagian uretra, maka bisa menyebabkan ketidaknyamanan, terbakar, atau nyeri saat buang air kecil. Selalu ingin buang air kecil setiap waktu juga menjadi salah satu gejala klamidia. Gejala ini juga bisa dikaitkan dengan penyakit ISK (Infeksi Saluran Kencing) dengan gejala yang sama.

 

Baca juga: Anak Korban Prostitusi Online Rentan Infeksi Menular Seksual

 

  • Sakit di bagian rektum

Jika Kamu buang air besar dan feses yang keluar sedikit, memiliki cairan yang berwarna kuning, abu-abu, bahkan berdarah disertai rasa nyeri, segera hubungi dokter untuk tindakan lebih lanjut. Pasalnya, bisa saja Kamu mengalami klamidia di bagian rektum. Walaupun Kamu tidak melakukan anal seks, klamidia bisa saja terjadi di rektum jika cairan tidak sengaja tersebar di sana selama foreplay.

 

  • Nyeri perut atau panggul bagian bawah

Jika dideteksi lebih awal, gejala ini mungkin saja tidak terjadi. Infeksi klamidia bila tidak diobati dengan benar dapat menyebar ke rahim dan saluran tuba, sehingga menyebabkan penyakit radang panggul (PID). Ini dapat menyebabkan jaringan perut tuba falopi.

 

  • Sakit atau berdarah setelah dan selama seks

Klamidia bisa menyebabkan inflamasi di area serviks, sehingga area tersebut menjadi sangat sensitif atau berdarah selama dan setelah berhubungan seksual. Jika infeksi menyebabkan PID, maka seks akan menjadi sangat tidak nyaman.

 

Jangan salah, pria ternyata juga bisa mengalami klamidia! Gejala yang ditimbulkan antara lain sakit pada testikel, sensasi terbakar atau gatal saat berkemih, dan keluar cairan berwarna putih kental atau encer dari ujung penis. Infeksi pun masih bisa terjadi dan ditularkan walau gejala yang dialami sudah hilang.

 

Jika Kamu mengalami beberapa gejala di atas, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa ditindaklanjuti sesegera mungkin. Karena beberapa penyakit dan infeksi tertentu dapat memengaruhi anggota tubuh lainnya. (AD/AS)

 

Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Kelamin, Ulkus Mole dan Pengobatannya