Penderita hipertensi wajib minum obat setiap hari. Biasanya, kalau satu obat tidak cukup ampuh untuk menurunkan tekanan darah, dokter akan mencoba mengkombinasikan beberapa obat hipertensi. Penelitian menunjukkan kombinasi obat mampu mengontrol tekanan darah dengan lebih baik dibandingkan hanya mengonsumsi satu obat saja.

 

Ada beberapa jenis obat anti hipertensi yang digunakan dalam kombinasi tersebut. Meskipun masing-masing obat anti hipertensi memiliki mekanisme kerja berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk menurunkan tekanan darah dan membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Bagaimana cara mengonsumsi kombinasi obat hipertensi ini? Dilansir dari WebMD, inilah beberapa faktanya!

 

Baca juga: Kenali Efek Samping Obat Hipertensi

 

Kapan kombinasi obat diperlukan?

Kombinasi obat hipertensi adalah menambahkan obat hipertensi lain pada obat hipertensi yang pertama untuk meningkatkan kemampuan menurunkan tekanan darah. dengan kata lain dua atau tiga obat sekaligus, lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan satu jenis obat hipertensi. Sebenarnya, beberapa penderita tekanan darah tinggi ringan bisa mengatasi kondisinya dengan satu obat saja. Tetapi sebagian besar membutuhkan lebih dari satu obat.

 

Pada orang-orang ini, meskipun dokter sudah meningkatkan dosis atau mengganti obatnya, tetapi tekanan darah penderita tetap tinggi. Maka pilihan berikutnya adalah dokter akan merekomendasikan menambahkan pil kedua dan atau ketiga. Kombinasi pil untuk hipertensi itu bersifat individu, artinya masing-masing pasien tidak sama kombinasinya.

 

Keuntungan kombinasi obat adalah, selain meningkatkan efektivitas penurunan tekanann darah, kombinasi obat juga menghemat biaya pengobatan. Pasalnya, tekanan darah lebih terkendali sehingga pasien tidak perlu sering mengunjungi dokter.

 

Kombinasi obat apa saja yang sering diberikan?

Biasanya, dokter menggunakan kombinasi obat anti hipertensi dari kelas dan dosis yang berbeda dan dosis yang berbeda. Karena menggabungkan 2-3 obat yang diminum sekaligus, maka untuk meminimalisir efek samping, masing-masing obat dosisnya dikurangi. Hampir semua obat antihipertensi bisa dikombinasikan. Misalnya, ACE inhibitor dikombinasikan dengan duiretik dan calcium channel blockers. 

 

Diuretik biasanya digunakan sebagai obat tunggal untuk mengontrol tekanan darah. Obat ini bekerja membantu mengeluarkan cairan dari tubuh. Namun, diuretik dengan dosis rendah juga bisa dikombinasikan dengan obat lain, seperti beta bloker. Ketika digunakan dalam kombinasi obat, diuretik memiliki efek samping yang lebih minimal.

 

Sementara itu, ACE inhibitor atau angiotensin reseptor bloker (ARB) seringkali terbukti efektif ketika dikombinasikan dengan jenis obat lainnya. Terkadang, beta bloker dikombinasikan dengan alfa bloker. Kombinasi pil ini biasanya bermanfaat untuk pasien hipertensi yang mengalami pembengkakan prostat. Alfa bloker di dalam obat kombinasi tersebut bisa mengatasi kedua masalah itu secara bersamaan.

 

Kombinasi obat lainnya juga bisa menambahkan ACE inhibitor dengan diuretik thiazide. Terkadang, reseptor angiotensin II bisa dikombinasikan dengan diuretik. ACE inhibitor juga bisa dikombinasikan dengan calcium channel blocker. Jadi, ada banyak obat yang dikombinasikan.  

 

Dokter menentukan obat-obat mana saja yang akan dikombinasikan secara hati-hati. Misalnya, jika dua obat yang dikombinasikan dapat menurunkan detak jantung, dokter akan mengawasi secara ketat. Hal ini untuk mencegah Kamu mengalami bradikardia, atau kondisi dimana detak jantung terlalu lambat. Kalau Kamu juga punya penyakit asma, dokter akan menghindari menggunakan obat yang bisa menyebabkan gejala seperti penyakit asma. Oleh sebab itu, dokter akan menentukan obat yang dikombinasikan, sesuai dengan kondisi Kamu.

 

Baca juga: Apa sih Bahayanya Hipertensi?

 

Apakan pil yang diminum jadi banyak?

Kombinasi obat hipertensi saat ini ada yang sudah tersedia dalam bentuk fix-dose combination. Artinya cukup dibutuhkan 1 jenis pil saja, namun sudah mengandung 2-3 jenis obat hipertensi. Keuntungan pil kombinasi dosis tetap ini tentu saja menyederhanakan pengobatan. Penderita hipertensi tidak perlu mengonsumsi 2-3 obat sekaligus yang bagi orang usia lanjut tentu merepotkan. Dengan pil kombinasi seperti ini, kepatuhan berobat penderita hipertensi diharapkan meningkat. Kamu bisa berkonsultasi dengan dokter jika kesulitan mengonsumsi obat hipertensi, agar diganti dengan jenis pil kombinasi.

 

 

 

Apakah kombinasi obat lebih efektif?

Begitu tekanan darah sudah kembali normal, penderita hipertensi tetap harus mengukur tekanan darah secara rutin. Rutinitas mengukur tekanan darah bisa dilakukan 1 - 2 kali seminggu. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, Kamu bisa mengurangi frekuensinya, hanya jika tekanan darahnya sudah cenderung stabil selama beberapa waktu. Dokter merekomendasikan untuk mengukur tekanan darah di rumah. Dengan begitu, Kamu bisa mengetahui variasi dinamika tekanan darah sepanjang hari. Kamu juga perlu melakukan pengecekan tekanan darah dengan dokter. Biasanya, dokter akan melakukan tes darah.

 

Berapa lama kombinasi obat diberikan?

Sebagai penderita hipertensi, Kamu harus minum obat sepanjang hidup Kamu. Hanya saja bisa saja dokter mengurangi jumlah obat atau dosis setelah satu tahun tekanan darah terkontrol dan normal. Obat memang bisa mengontrol hipertensi, namun tidak bisa menyembuhkannya. Jangan berhenti mengonsumsi obat tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Selain itu, jangan pernah kehabisan obat. Rajin membeli obatnya sebelum persedian obat habis. Pasalnya, tanpa obat, tekanan darah  bisa melonjak dan menyebabkan masalah kesehatan serius.

 

Baca juga: Masih Muda, Masa Sih Kena Hipertensi?

 

Seperti yang dijelaskan di atas, kombinasi obat dilakukan jika hipertensi tidak bisa diatasi dengan hanya satu obat. Dokter memilih obat yang akan dikombinasikan dengan sangat hati-hati, sambil mempertimbangkan kondisi pasien. Jadi, segera konsultasikan dengan dokter, jika obat hipertensi yang Kamu konsumsi tidak ampuh dalam mengontrol kondisinya. (UH/AY)