Menjalani hidup sebagai ibu memang sangat membahagiakan, ya Mums! Setiap hari ada saja tingkah laku si Kecil yang menggemaskan. Contohnya saja, kebiasaan si Kecil yang sering mencontoh gerak-gerik Mums. Tapi, ternyata kebiasaan anak mencontoh gerak-gerik orang lain tersebut bukanlah sekadar perilaku yang menggemaskan.

 

Mencontoh gerak-gerik orang lain atau melakukan imitasi adalah bagian dari perkembangan anak. Penemuan menunjukkan bahwa imitasi sudah dilakukan sejak bayi baru lahir, meski terbatas. Semakin bertambah umurnya, semakin bisa juga anak mencontoh beragam gerak-gerik orang lain. Untuk tahu lebih dalam tentang hal ini, berikut penjelasannya!

 

Baca juga: Manfaat Liburan Keluarga bagi Anak
 

Kenapa Anak Suka Mencontoh?

Ketika sudah berusia lebih dari 15 bulan, kebanyakan anak sudah mengalami perkembangan kemampuan motorik dan kognitif yang cukup untuk mencontoh gerak-gerik dan perkataan orang di sekitarnya. Anak di usia ini biasanya sudah banyak bergerak serta sudah memiliki koordinasi tangan dengan mata.

 

Apa yang mendorong anak untuk melakukan imitasi? Seperti yang dilansir oleh portal Baby Center, menurut para ahli, imitasi yang dilakukan anak terhadap gerak-gerik orang tuanya adalah bagian dari membangun ikatan batin antara keduanya. 

 

Perhatian yang didapatkan oleh si Kecil saat berupaya mencontoh gerak-gerik orang lain, akan mendorongnya untuk terus melakukannya secara berulang. Misalnya, ketika Mums melihat si Kecil melakukan imitasi seolah-olah sedang menelepon, pasti reaksi Mums adalah tertawa, bukan? Nah, hal tersebut membuat si Kecil senang dan akhirnya terus melakukan imitasi tersebut. 

 

Imitiasi juga merupakan tahap awal pembentukan kepercayaan diri dan kebebasan anak. Ketika melakukan imitasi, anak akan menyadari bahwa ia ternyata bisa melakukan hal yang juga dilakukan orang lain. Ia akan merasa senang dan berhasil, sehingga imitasinya akan terus diulang.

Baca juga: Tips Menghadapi Anak Suka Berteriak

 

Pentingnya Imitasi pada Perkembangan Anak

Berdasarkan lansiran portal World of Moms, mencontoh gerak-gerik orang lain memiliki dampak yang penting dalam perkembangan sikap sosial dan kepercayaan pada anak. Kebiasaan imitasi pada anak terbentuk dari komponen kognitif dan sosial. Prosesnya juga kompleks, karena anak harus melihat dan memerhatikan tingkah laku orang lain terlebih dahulu, menyerapnya, kemudian mengeksekusi lewat kemampuan motoriknya sendiri. 

 

Dampak positif dari kebiasaan ini juga penting untuk perkembangan hubungan sosial dan interpersonalnya. Reaksi positif yang diterima anak saat melakukan imitasi juga penting. Sama seperti orang dewasa, anak juga terpengaruh preferensi dan opini orang-orang di sekitarnya.

 

Imitasi anak terhadap orang dewasa dan anak yang lebih tua juga berarti pembelajaran kemampuan baru untuk dirinya sendiri. Anak bisa belajar banyak kemampuan dan aktivitas dari mencontoh gerak-gerik orang lain. Tapi, tentu saja Mums perlu berhati-hati juga. Pastikan si Kecil tidak melihat dan mencontoh gerak-gerik atau aktivitas negatif yang bisa membahayakan dirinya sendiri.

  

Tahap Imitasi Anak Sesuai Usia

Kebiasaan mencontoh gerak-gerik orang lain pada anak juga memiliki tahapan yang sesuai dengan usia dan kemampuannya: 

  • Bayi baru lahir: Mencontoh gerakan wajah orang dewasa, seperti tersenyum, membuka mulut, dan mengeluarkan lidah.
  • Usia 0 – 12 bulan: Melakukan gerakan seperti memegang sesuatu atau memegang hidung.
  • Usia 15 – 18 bulan: Sudah bisa mencontoh dengan hampir sempurna gerakan yang lebih rumit.
  • Usia > 2 tahun: Sudah bisa menunjukkan perilaku empatik.
Baca juga: Kedekatan Orang Tua dan Anak

 

Bayi terlahir sudah tidak hanya dengan kemampuan untuk belajar kemampuan motorik, namun juga mempelajari orang lain lewat imitasi. Keterikatan antara diri dan orang lain adalah salah satu alasan anak melakukan imitasi. Oleh sebab itu, Mums perlu menuntunnya untuk melakukan imitasi atau mencontoh hal yang positif. Penting bagi Mums untuk memberikan si Kecil instruksi dan petunjuk yang tepat selama masa pembelajarannya tersebut. Berikan si Kecil pujian setiap ia berhasil melakukan sesuatu yang positif, pasalnya hal tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri kebahagiannya.

 

Koreksi si Kecil dengan lembut ketika ia melakukan kesalahan, jangan memarahinya. Menghormati anak juga salah satu faktor penting jika Mums ingin didengar dan dihormati oleh anak. Maka itu, jangan juga melarang si Kecil untuk mencontoh orang lain, selama hal-hal yang dilakukan tidak berbau negatif dan membahayakan dirinya. (UH/WK)