Tumor tidak selalu kanker. Tumor adalah pertumbuhan jaringan tidak normal di bagian tubuh tertentu. Tumor jinak umumnya hanya menyebabkan benjolan, tetapi bersifat lokal. Sedangkan tumor ganas ditandai dengan pembelahan sel tanpa terkendali, bahkan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Tumor ganas disebut juga dengan kanker.

 

Kanker dapat menyerang orang dewasa, bayi, maupun anak-anak. Dokter Mururul Aisyi, SpA (K)., konsultan hematologi onkologi anak dari RS Kanker Dharmais, menjelaskan, tren kanker pada anak di RS Kanker Dharmais berdasarkan data yang dikumpulkan sejak 1993-2015 terus meningkat.

 

“Kanker menjadi penyebab nomor satu kematian pada anak akibat penyakit tidak menular,” jelas dr. Aisyi dalam acara media briefing "Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak", yang diselenggarakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, pada Selasa, 16 Oktober 2018.

 

Tumor pada anak dibedakan menjadi tumor padat dan tumor cair. Gejala masing-masing kanker pada anak berbeda sesuai jenis kankernya. Mengenali sejak dini kanker pada anak sangat penting, karena peluang kesembuhan menjadi lebih tinggi.

 

Respons terapi sangat baik jika kanker ditemukan di tahap awal. Menurut dr. Aisyi, di tahun 50-an, angka harapan hidup anak dengan kanker tidak sampai 20%. “Tetapi sekarang bisa mencapai 85%, terutama untuk leukemia. Penemuan obat-obat leukemia adalah salah satu terobosan yang paling fenomenal di dunia kedokteran,” ujarnya.

Baca juga: Waspada Kanker pada Anak

 

Tidak seperti kanker pada orang dewasa yang jauh lebih kompleks kerusakannya, respons terhadap terapi untuk kanker anak mencapai sekitar 84%. Artinya, hanya kurang dari 20% kasus yang tidak merespons pengobatan. Namun, syaratnya kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain atau kanker sudah memasuki stadium lanjut.

 

Sayangnya, kebanyakan kasus kanker anak di Indonesia diketahui sudah mencapai stadium lanjut. Salah satunya disebabkan pemahaman tentang pengobatan kanker yang tidak berdasarkan ilmiah. Kenali dulu baru tangani adalah langkah awal keberhasilan pengobatan.

 

Nah, bagaimana cara mengenali kanker pada anak? Berikut paparan dr. Aisyi tentang gejala-gejala dini kanker pada anak, sesuai jenis kankernya:

Leukemia

Leukemia adalah kanker cair yang menyerang pabrik pembuat se-sel darah, yaitu sumsum tulang belakang. Akibatnya, produksi semua komponen sel darah berkurang atau rusak, sehingga menimbulkan gejala 3P (Pucat, Panas, Perdarahan):

  • Wajah pucat karena kekurangan sel darah merah.

  • Sering infeksi yang ditandai dengan demam, karena sel darah putih rendah.

  • Trombosit juga rendah, sehingga kerap mengalami perdarahan.

 

Gejala leukemia umumnya diikuti pembesaran hati dan limpa, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran testis anak laki-laki, gusi bengkak dan berdarah, kulit kemerahan, dan cara berjalan pincang.

 

Limfoma

Limfoma adalah adalah kanker pada jaringan limfatik atau kelenjar getah bening. Gejala awalnya:

  • Benjolan di leher, ketiak, atau pangkal paha di satu sisi tubuh.

  • Diameter benjolan lebih dari 2 cm dan tidak nyeri.

  • Umumnya menyerang anak usia 7-8 tahun.

 

Baca juga: Mengenal Limfoma dan Penyebab Kanker pada Anak

 

Osteosarkoma

Ini adalah nama lain dari kanker tulang. Gejalanya:

  • Nyeri tulang (malam hari) setelah aktivitas.

  • Pembekakan pada tungkai atau lengan.

  • Lebih sering menimpa anak laki-laki yang punya postur tinggi.

  • Umumnya menyerang usia 10-15 tahun.

 

Nefroblastoma (kanker ginjal)

Ini adalah kanker padat yang menyerang sel-sel ginjal. Gejalanya:

  • Umumnya menyerang balita.

  • Perut membesar.

 

Retinoblastoma (kanker mata)

Gejalanya:

  • Mata kucing atau ada bintik putih di tengah mata.

  • Umumnya ditemukan pada balita umur 1-3 tahun.

 

Baca juga: Bukan Hanya Dukungan Medis yang Dibutuhkan Anak Pengidap Kanker


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes., menambahkan, deteksi kanker anak dapat dilakukan sendiri di rumah. Begitu menjumpai gejala-gejala di atas, segera periksakan anak ke pusat pelayanan kesehatan terdekat, baik Puskesmas, Posyandu, ataupun rumah sakit. “Memang untuk diagnosis kanker hanya bisa dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Namun jika gejalanya bisa diketahui sejak dini, Puskesmas bisa memberikan rujukan,” jelas dr. Cut.



Kanker anak tidak dapat dicegah, karena kebanyakan muncul akibat mutasi genetik. Oleh karena itu, lanjut dr. Cut, Kementerian Kesehatan terus meningkatkan upaya kepedulian dan kewaspadaan terhadap kanker anak melalui berbagai sarana edukasi.

 

Kementerian Kesehatan juga memperkuat fasilitas di pelayanan kesehatan tingkat pertama dan melatih para dokter umum, agar dapat mengenali kemudian merujuk ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut jika menjumpai kasus kanker pada anak. (AY/AS)

 

Kanker pada Anak - Guesehat