Bulan November baru saja diperingati sebagai bulan kepedulian terhadap diabetes. Mengapa kampanye tentang kewaspadaan terhadap diabetes penting dan perlu dilakukan terus menerus? Karena menurut International Diabetes Federation (IDF), saat ini lebih 425 juta penduduk dunia menyandang diabetes. Satu dari 2 penderita diabetes belum terdiagnosis atau tidak tahu dirinya mengidap diabetes.

 

Itulah sebabnya informasi tentang diabetes harus diperluas. Belum semua orang paham bahwa diabetes itu sangat berbahaya dan mematikan jika tidak dikelola dengan baik. Komplikasi seperti penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian utama penderita diabetes. Separuh pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis adalah penderita diabetes. Belum lagi tentang kecacatan akibat amputasi yang disebabkan diabetes.

 
Baca juga: Mengapa Anak Bisa Kena Diabetes Tipe 2?

 

Meskipun jumlah penderitanya sangat banyak, belum semua orang paham tentang penyakit ini, termasuk penderitanya sendiri. Masih banyak mitos yang diyakini sebagai fakta oleh masyarakat. Diabetes tipe 2 dapat dicegah bahkan pada orang dengan riwayat diabetes di keluarga, asalkan dia bisa menjaga gaya hidupnya. Mitos atau informasi yang salah menjadikan mereka tidak peduli untuk melakukan pencegahan.

 

Simak yuk, mitos diabetes apa saja yang paling dipercaya sebagai kebenaran. Kamu bisa ikut membantu meluruskan mitos berikut, agar jumlah penderita diabetes tidak semakin banyak. Bagi penderita diabetes, bisa terhindar dari komplikasi berbahaya akibat mitos berikut:

 

Mitos 1: Saya tidak gemuk, tidak mungkin kena diabetes

Memang benar kegemukan memiliki hubungan erat dengan diabetes. Menurut American Diabetes Association, 85% penderita diabetes tipe 2 memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Tetapi kegemukan bukan satu-satunya faktor risiko untuk diabetes. Penderita diabetes tipe 1, tidak ada kaitannya dengan kegemukan. Penyebab utamanya adalah faktor kerusakan genetik, atau infeksi virus.

 

Pada diabetes tipe 2, selain kegemukan juga ada faktor genetik dan gaya hidup yang berperan. Jadi anggapan bahwa diabetes hanya akan diderita orang gemuk sepenuhnya salah. Jika Kamu langsing namun kurang beraktivitas fisik, memiliki riwayat diabetes di keluarga, berasal dari etnis tertentu yang diketahui memiliki risiko diabetes tinggi, maka Kamu berisiko diabetes.

 

Baca juga: Ini Lho, Mengapa Orang Gemuk Rentan Kena Diabetes!

 

Mitos 2: Diabetes terjadi pada orang yang mengonsumsi gula berlebih

Makan gula berkalori tinggi berkontribusi pada kegemukan yang berkaitan dengan diabetes tipe 2, gula bukan satu-satunya penyebab diabetes. Diabetes tipe 1 tidak disebabkan konsumsi gula berlebih, namun lebih pada faktor genetik. Selain itu ada faktor-faktor lain yang belum diketahui menjadi pemicu diabetes tipe 2, di luar penyebab yang sudah diketahui yaitu kombinasi faktor genetik dan gaya hidup.

 

Mitos 3: Penderita diabetes hanya boleh mengonsumsi makanan khusus diabetes

Ini adalah mitos yang salah. Tidak ada makanan khusus diabetes. Makanan penderita diabetes sama saja dengan makanan orang tanpa diabetes, hanya saja ada pembatasan porsi dan diatur kalorinya. Orang tanpa diabetes yang menjalani diet ala orang diabetes, pun akan mendapatkan manfaatnya. Diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah diet rendah lemak jenuh, rendah gula dan garam, protein rendah lemak, sayuran tidak bertepung, biji-bijian, dan buah-buahan.

 

Makanan yang diklaim khusus untuk diabetes, menurut American Diabetes Association, justru t idak dianjurkan. Sebagian seringkali tidak sehat dan masih bisa menaikkan kadar gula darah, mahal, dan memiliki efek laksatif (pencahar) jika menggunakan gula alkohol.


Baca juga: 5 Diet Terbaik untuk Penderita Diabetes

 

Mitos 5: Jika menderita diabates, tidak boleh lagi makan nasi 

Individu dengan diabetes, bisa mengikuti diet orang kebanyakan, termasuk makan nasi dan camilan manis sekalipun. Hanya porsinya saja dikurangi agar tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Nasi adalah sumber karbohidrat dan karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh. Sekali lagi, hanya jumlahnya yang dikurangi, dan diganti dengan memperbanyak sayuran dan protein.

 

Mitos 5: Obat diabetes dapat merusak ginjal

Ini adalah mitos paling sering didengar di masyarakat. Penderita diabetes harus minum obat setiap hari untuk mengendalikan gula darahnya. Kadang dibutuhkan lebih dari 1  jenis obat antidiabetes yang diminum. Yakinlah bahwa obat antidiabetes yang diresepkan oleh dokter adalah obat yang aman dan sudah diuji efektivitas dan keamanannya dalam jangka panjang. 

 

Ingat ya, justru dengan tidak mengonsumsi obat antidiabetes teratur akan membuat kontrol gula darah tidak berhasil dan menimbulkan komplikasi, salah satunya kerusakan ginjal. Saat ini setengah pasien gagal ginjal yang menjalani terapi dialisis di Indonesia adalah penderita diabetes. 

 

Baca juga: Gula Darah Stabil, Bolehkah Berhenti Minum Obat Diabetes?
 

Tidak ada alasan untuk tidak minum obat teratur mengingat akses atau cara memperoleh obat antidiabetes juga semakin mudah. Haraganya pun murah. Obat berkualitas tidak harus mahal. Obat generik buatan PT Dexa Medica yang dikenal dengan OGB Dexa, sudah dipercaya masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai penyakit kronis termasuk diabetes. OGB Dexa aman karena dibuat dengan teknologi modern dan sudah mengikuti kaidah Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Uji bioekuivalensi dan bioavailabilitas dibandingkan dengan obat paten juga menunjukkan kualitas yang sama baiknya.

 

Masih banyak mitos yang dipercaya. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk setiap informasi baru yang diperoleh tentang diabetes, jika Kamu tidak yakin dengan kebenarannya. (AY)