Pengobatan untuk penyakit jantung saat ini memang sudah sangat maju, sehingga angka kematian bisa diturunkan. Namun, tetap saja kematian akibat penyakit jantung koroner di mana terjadi penyumbatan arteri jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia saat ini. Hal ini disebabkan karena jumlah penderitanya pun tidak pernah turun bahkan meningkat. 

 

Penyempitan pembuluh darah jantung atau disebut aterosklerosis, bisa jadi tanpa disadari dimiliki oleh orang-orang di sekitar Kamu, terutama yang berbadan gemuk, merokok, dan doyan makan enak! Banyak yang tidak menyadari memiliki penyakit ini sampai tiba-tiba terjadi serangan jantung. Meskipun serangan jantung datang secara tiba-tiba, sebenarnya tubuh manusia sudah memperlihatkan gejala-gejala awalnya, mulai gejala ringan hingga berat.

 

Sayangnya, gejala-gejala tersebut seringkali diabaikan oleh penderitanya. Mengabaikan gejala serangan jantung dapat berakhir fatal. Karena itu bagi yang berisiko, penting mengenali gejala-gejala serangan jantung sehingga dapat diberikan pertolongan dan tindakan secepatnya. Inilah 9 gejala umum dari penyakit jantung koroner.

 

Baca juga: Ini Penyebab Serangan Jantung dan Perbedaannya dengan Gagal Jantung
 

1. Mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat

Gejala kelelahan akibat penyakit jantung tidak seperti lelah karena kurang tidur, ya Gengs! Kelelahan yang dirasakan biasanya sangat ekstrem, mirip saat tengah flu atau demam, padahal Kamu sedang tidak dalam kondisi sakit. Banyak orang yang menganggap kelelahan yang mereka rasakan merupakan hal biasa dan akan sembuh dengan sendirinya.

 

Pada penderita penyakit jantung, kelelahan ini disebabkan oleh kurangnya oksigen di dalam tubuh. Jantung merasa kesulitan untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh. Jadi jika Kamu terus merasa lelah dan capek padahal tidak melakukan aktivitas berat seperti olahraga, Kamu patut waspada. Lebih baik cek ke dokter untuk menjalani tes elektrokardiogram atau EKG. 

 

2. Kaki bengkak

Pembengkakan pada kaki bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kehamilan atau rgangguan pada pembulh darah vena di kaki. Pembengkakan pada kaki juga bisa disebabkan oleh kondisi tidak serius, seperti terlalu lama duduk. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi pertanda gagal jantung. Gagal jantung sendiri adalah kondisi kronis dimana jantung memompa darah secara tidak efisien.

 

Pembengkakan pada kaki juga bisa disebabkan oleh kerusakan katup jantung. Beberapa obat untuk tekanan darah dan diabetes juga bisa menyebabkan pembengkakan pada kaki. Namun, biasanya pembengkakan kaki yang disebabkan oleh masalah jantung juga disertai dengan gejala lain, seperti sesak napas dan kelelahan.  Kalau Kamu baru-baru ini mengalami pembengkakan pada kaki disertai kelelahan dan sesak napas, jangan tunda periksa ke dokter untuk menentukan penyebabnya.

 

3. Sakit saat berjalan

Pernah mengalami kram otot pinggang dan kaki ketika naik tangga, berjalan, atau bergerak, namun membaik ketika sedang beristirahat? Jangan menganggap sepele kondisi ini. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi gejala penyakit arteri perifer. Arteri perifer sendiri adalah penumpukan plak lemak pada arteri di kaki, yang juga meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Kalau Kamu memiliki arteri periferal, ada kemungkinan 50% Kamu juga mengalami penyumbatan di salah satu arteri jantung. Oleh sebab itu, kalau Kamu mengalami gejala arteri perifer, segera periksakan ke dokter. Pasalnya, penyakit ini bisa diobati jika ditemukan sejak dini.

 

4. Sering pusing

Lagi-lagi kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari yang sepele hingga serius. Namun, kalau pusing yang Kamu alami sangat sering terjadi, sebaiknya periksakan ke dokter. Dokter biasanya akan mencari tahu jika penyebabnya adalah efek samping obat, anemia, atau penyakit jantung. Pusing akibat masalah jantung biasanya disebabkan oleh penyumbatan di arteri yang menurunkan tekanan darah atau akibat ketidaknormalan pada katup jantung sehingga tidak bisa menjaga tekanan darah.

 

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Jantung
 

5. Sesak napas saat beraktivitas ringan

Kalau Kamu sudah rajin berolahraga namun kerap mengalami sesak napas atau napas tersengal-sengal saat naik tangga dan disertai batuk, maka kemungkinan penyebabnya banyak. Bisa karena asma, anemia, atau masalah jantung.  Menurut ahli, penumpukan cairan yang berdampak pada sisi kiri jantung dapat menyebabkan gejala yang serupa dengan asma. Ketika masalahnya diobati, sehingga tidak ada lagi penumpukan cairan di jantung dan paru-paru, maka penderitanya akan kembali bernapas dengan lancar.

 

6. Depresi

Depresi adalah salah satu masalah psikologis yang paling umum. Depresi mungkin bukan pertanda utama dari penyakit jantung. Namun menurut penelitian, kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang depresi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Selain itu, orang yang memiliki beberapa faktor risiko peyakit jantung atau sudah terkena penyaki tersebut juga cenderung mengalami depresi. 

 

7. Sering mengalami migrain

Terkadang, sakit kepala memang hanya karena ketegangan saraf di kepala. Namun, pada beberapa kasus, migrain yang terlalu sering terjadi bisa menjadi pertanda masalah jantung. Migrain dilaporkan menyerang sekitar 12% populasi dunia. Namun, datanya meningkat hingga 40% pada penderita penyakit jantung. Meskipun keterkaitan tepatnya belum ditemukan, migrain seringkali berhubungan dengan gangguan pada jantung. 

 

8. Bisa mendengar detak jantung ketika tidur di malam hari

Beberapa pasien yang mengalami kerusakan katup jantung bisa mendengar suara katup jantungnya ketika sedang tidur di malam hari. Kamu tidak boleh mengabaikan gejala ini, segera periksakan ke dokter. Selain masalah katup jantung, detak jantung yang keras juga bisa menjadi pertanda tekanan darah rendah, gula darah rendah, anemia, dehidrasi, atau efek samping obat.

 

9. Mual, cemas dan berkeringat

Kecemasan, berkeringat, dan mual yang terjadi secara bersamaan memang merupakan gejala umum serangan panik. Namun, kondisi tersebut juga merupakan gejala serangan jantung. Kalau gejala tersebut juga diikuti dengan sesak napas, kelelahan yang berlebihan, dan nyeri dada, maka segera minta pertolongan medis. Pasalnya, serangan jantung adalah kondisi yang memerlukan pertolongan medis sesegera mungkin.

 

Baca juga: Diabetes Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
 

Kalau Kamu mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Saat ini, pengobatan untuk penyakit jantung sudah cukup maksimal karena teknologi sudah sangat maju. Oleh sebab itu, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit jantung. (UH/AY)