Tidak semua ibu yang baru melahirkan sehat dan dianugerahi kelancaran dalam menyusui. Banyak ibu menyusui yang memiliki penyakit tertentu, sehingga diharuskan mengonsumsi obat. Kalau Mums salah satunya, pasti punya kekhawatiran yang sama, yaitu apakah obat yang dikonsumsi tersebut memiliki dampak terhadap ASI. Untuk menjawab kekhawatiran Mums, berikut penjelasan tentang obat-obat yang aman dikonsumsi ibu menyusui, disarikan dalam lama Mayo Clinic.

 

Baca juga: Mau Sukses Menyusui? Ikuti 10 Panduan WHO Ini!

 

Apakah semua obat pasti masuk ke ASI?

Hampir semua obat yang dikonsumsi Mums akan masuk ke ASI melalui aliran darah, namun hanya dalam batas tertentu. Jadi, kebanyakan obat masuk ke ASI dalam kadar rendah, sehingga tidak menimbulkan risiko terhadap bayi.  Namun, ada pengecualian untuk beberapa obat yang dapat bercampur lebih pekat di dalam ASI. Untuk tahu jenis obat yang aman, Mums tetap harus berkonsultasi dengan dokter setiap akan mengonsumsi obat.

 

Pengaruh pada bayi  berbeda-beda

Tidak semua bayi akan mengalami reaksi sama terhadap ASI yang terpengaruh obat dari ibu. Contohnya saja, pada bayi prematur, bayi baru lahir, dan bayi yang fungsi ginjalnya tidak sempurna, memberikan ASI yang terpapar obat-obatan dari ibunya akan berbahaya. Namun untuk bayi berusia 6 bulan atau lebih dengan kondisi sehat, umumnya risiko kesehatan kecil karena ia sudah bisa mencerna obat secara efisien. Mums yang sudah menyusui lebih dari satu tahun umumnya produksi ASI sudah jauh berkurang, sehingga tidak terlalu terpangruh dengan obat.

 

 

 

Haruskah berhenti menyusui saat mengonsumsi obat?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kebanyakan obat aman dikonsumsi saat menyusui. Selain itu, obat terutama untuk penyakit kronis Mums, juga tidak mungkin dihentikan karena dampaknya bisa fatal. Tetapi tetap saja, ada beberapa obat yang tidak aman untuk dikonsumsi saat menyusui. Kalau obat yang biasa Mums konsumsi membahayakan bayi, dokter biasanya akan memberikan alternatif obat yang lebih aman. Pada beberapa kasus, dokter merekomendasikan berhenti menyusui untuk sementara waktu atau permanen, tergantung dengan kepentingan obat dan lama konsumsinya.

 

Baca juga: ASI Terbukti Mampu Mencegah Alergi pada Bayi

 

Inilah beberapa obat yang aman dikonsumsi ibu menyusui

Berikut sejumlah keterangan tentang obat yang aman dikonsumsi ibu menyusui. Tapi ingat, Mums tetap perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat apapun:

Obat Pereda Nyeri

  • Acetaminophen
  • Ibuprofen
  • Naproxen (penggunaan jangka pendek)

 

Obat Antimikrobial

  • Flukonazol
  • Mikonazol (penggunaan dalam jumlah sedikit)
  • Klotrimazol (penggunaan dalam jumlah sedikit)
  • Penisilin
  • Sefalosporin

 

Antihistamin

  • Loratadin
  • Fexofenadin

 

Dekongestan

  • Obat yang mengandung pseudofedrin (gunakan dengan hati-hati karena dapat menurunkan suplai ASI)

 

Pil KB

  • Kontraseptif progestin

Penelitian baru menunjukkan bahwa kombinasi pil KB (kontraseptif oral yang mengandung estrogen dan progestin) tidak memengaruhi produksi ASI. Namun, penelitian lebih dalam perlu dilakukan. Untuk menghindari gangguan produksi ASI, ahli tidak merekomendasikan penggunaan pil KB kombinasi selama menyusui. Selain itu, pil KB kombinasi meningkatkan risiko penggumpalan darah pada ibu yang baru melahirkan. Jadi setidaknya, tunggu sampai 6 minggu setelah melahirkan sebelum mengonsumsi obat ini.

 

Obat Gastrointestinal

  • Famotidin
  • Cimetidin

 

Antidepresan

  • Paroxetin
  • Sertralin
  • Fluvoxamin

 

Obat Konstipasi

  • Docusate sodium

 

Baca juga: Mums, Ini Cara yang Benar Simpan dan Sajikan ASI Perah!

 

Kalau Mums mau mengonsumsi obat saat sedang menyusui, diwajibkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Hindari konsumsi obat yang tidak terlalu penting, seperti obat herbal dan vitamin dosis tinggi. Selain itu, tanyakan juga ke dokter tentang waktu konsumsi obatnya. Misalnya saja, mengonsumsi obat langsung setelah menyusui bisa meminimalisir paparan campuran obat di ASI terhadap bayi.

 

Saat mengonsumsi obat, Mums juga harus wasapada jika ada pertanda atau gejala yang tidak biasa pada bayi, misalnya gangguan pada rutinitas tidur, bercak di kulit, atau bayi menjadi sering menangis. Kalau ada perubahan pada perilaku bayi, segera periksakan ke dokter. (UH/AY)