Penyakit

Infeksi karena kuman Leptospira / Leptospirosis

Deskripsi

Leptospirosis merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat terjadi pada manusia dan hewan, yang disebabkan oleh patogen Spirochetes dari genus leptospira. Penyakit ini dianggap infeksi zoonosis (infeksi yang ditularkan antara hewan vertebrata dan manusia, atau sebaliknya) dan berhubungan dengan paparan dari lingkungan dengan sanitasi yang buruk, daerah pertanian, atau pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan air tawar, lumpur, maupun tanah. Leptospirosis jika tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat menimbulkan kerusakan fungsi ginjal, meningitis, kerusakan fungsi hati, kegawatan pada pernapasan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

 

Baca juga: Waspada Leptospirosis, Penyakit yang Mengintai saat Banjir!

Pencegahan

Leptospirosis dapat dicegah dengan menghindari paparan penyebab atau sumber infeksi. Yang dapat dilakukan adalah menghindari kegiatan pada daerah lingkungan dengan sanitasi buruk. Selain itu, gunakan pakaian pelindung ketika melakukan kegiatan di lingkungan yang berisiko terkontaminasi, seperti kegiatan yang melibatkan hewan-hewan pembawa mikroba penyebab, kegiatan di daerah peternakan, atau daerah pertanian.

 

Baca juga: Mengenal Infeksi yang Berasal dari Rumah Sakit

Gejala

Leptospirosis memiliki gejala yang berhubungan dengan tingkat keparahan infeksinya, mulai dari gejala ringan hingga sindrom infeksi viral multi-sistemik, antara lain:
• Demam (38-40°C).
• Menggigil.
• Kaku pada tubuh.
• Sakit kepala, nyeri retro-orbital, dan fotofobia.
• Kemerahan pada konjungtiva tanpa eksudat.
• Batuk kering.
• Mual dan muntah, diare, serta nyeri pada perut.
• Nyeri pada otot, khususnya pada daerah betis dan pinggang.

Pada kondisi yang lebih berat, atau diketahui juga sebagai penyakit Weil, gejalanya sebagai berikut:
• Ikterus atau perubahan warna kulit menjadi kekuningan.
• Kegagalan fungsi ginjal dengan oliguria (produksi urin sedikit).
• Perdarahan.
• Sindrom inflamasi sistemik atau syok.

Penyebab

Leptospirosis disebabkan oleh infeksi patogen Spirochetes dari genus leptospira. Mikroba ini tersebar melalui urine hewan yang terinfeksi, dan bisa terdapat di air, tanah, atau lingkungan sekitar hewan tersebut hidup. Mikroba pun dapat bertahan selama beberapa minggu atau bulan. Banyak jenis hewan yang menjadi pembawa mikroba, antara lain:
• Hewan ternak.
• Babi.
• Kuda.
• Anjing.
• Hewan pengerat.
• Hewan liar.


Manusia dapat terinfeksi mikroba tersebut jika mengalami kontak dengan urine atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi, kontak dengan air, tanah, maupun makanan yang terkontaminasi oleh urine dari hewan yang terinfeksi.

 

Baca juga: Selain Cacar Monyet, Penyakit-penyakit Ini Bisa Ditularkan dari Hewan ke Manusia!

Diagnosis

Perlu diketahui riwayat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh pasien serta mengetahui gejala-gejala yang mungkin timbul, seperti demam (38-40°C), menggigil, kaku pada tubuh, sakit kepala, nyeri retro-orbital, fotofobia, kemerahan pada konjungtiva tanpa eksudat, batuk kering, mual dan muntah, diare, nyeri pada perut, maupun nyeri pada otot, khususnya pada daerah betis dan pinggang.


Dari gejala-gejala tersebut, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis berupa uji serologi untuk mendeteksi leptospira dengan pemeriksaan PCR dna, ELISA leptospira IgM, MAT (Microscopic Agglutination Test), serta kultur leptospira dari cairan tubuh atau jaringan penderita. Perlu juga dilakukan pemeriksaan laboratorium lainnya terkait fungsi organ untuk memeriksa tingkat keparahan dari infeksi leptospira.

Penanganan

Ketika dibutuhkan tindakan pengobatan oleh dokter, leptospirosis dapat diatasi dengan pemberian antibiotika yang peka terhadap mikroba penyebab, seperti pemberian antibiotika doxycycline, ampicillin atau amoxicillin, serta azithromycin atau clarithromycin secara oral. Pemberian antibiotika secara injeksi diperlukan ketika penderita mengalami gejala yang lebih berat.

Rekomendasi Artikel

5 Benda yang Paling Jorok dan Banyak Menyimpan Kuman

5 Benda yang Paling Jorok dan Banyak Menyimpan Kuman

Kuman dapat menyebar melalui tangan, udara, debu, serta cairan dari mulut dan hidung. Inilah benda yang paling banyak mengandung kuman dan jorok.

Muhammad Teguh Pengabdian

06 December 2017

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...