Bagi kita yang telah dewasa, menjalankan puasa di bulan ramadan memang sangat dianjurkan. Namun, dari segi medis, penderita penyakit kronis seperti diabetes sering kali dianjurkan memerhatikan aturan agar puasanya tidak justru memberatkan penyakitnya.

 

Bahkan jika kondisi penyakitnya sangat berat, memang tidak dianjurkan menjalankan puasa. Namun anjuran ini sering kali diabaikan penderita penyakit kronis karena tetap ingin menjalankan ibadah puasa di bulan nan suci ini. Nah, agar puasa kita aman, ada hal-hal yang harus diperhatikan dan trik khusus yang perlu dijalankan saat berpuasa khususnya untuk penderita diabetes. Diabestfriend penasaran? Simak selengkapnya, yuk!

 

Amankah Berpuasa Bagi Penderita Diabetes?

Diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan endoktrin dan penyakit metabolik, Dr. Wismandari Wisnu, sekitar 90 juta orang Indonesia akan menjalani ibadah puasa. Saat berpuasa ini juga terjadi perubahan baik pola makan maupun tidur.

 

“Kalau biasanya kita makan teratur 3 kali sehari, saat berpuasa kita makan dan minum saat sahur dan berbuka. Jumlah tidur pun sering kali berkurang dibanding sebelum bulan puasa,” ungkapnya.

 

Baca juga: Hindangan yang Perlu Dihindari saat Berbuka Puasa

 

Atas perubahan pola makan itulah, banyak penderita diabetes merasa bingung untuk menjalankan puasa atau tidak. Menurut Dr. Wismandari, sebenarnya ada hal yang perlu diperhatikan sebelum berpuasa di bulan ramadan mulai dari tipe diabetes yang kita derita, obat yang kita gunakan, resiko hipoglikemia yang bisa saja terjadi saat siang hari, hingga pengalaman berpuasa pada bulan ramadan sebelumnya.

 

Inilah penderita diabetes yang tidak dianjurkan berpuasa menurut dr. Wismandari:

  1. Pasien yang memiliki riwayat mengalami hipoglikemia atau gula darah rendah yang berulang.
  2. Pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2 yang tidak terkontrol gula darahnya, meskipun sudah menggunakan insulin campuran.
  3. Pasien diabetes dengan kehamilan yang diobati dengan obat metformin, glibenklamid, glimepiride atau dengan insulin.
  4. Pasien diabetes dengan gagal ginjal kronik stadium 3, komplikasi jantung, dan stroke.
  5. Pasien diabetes berusia lanjut dengan kondisi yang tidak sehat.
Baca juga: Kiat Mudah Atasi Sakit Tenggorokan saat Puasa

 

Jadi di luar kriteria tadi, tambah dr. Wismandari, pasien diabetes yang memiliki resiko rendah mengalami masalah kesehatan, boleh tetap berpuasa.

 

 

Tips Puasa yang Aman untuk Penderita Diabetes

 

1. Mengontrol kadar gula saat berpuasa

Meski memiliki resiko tinggi untuk berpuasa, banyak penderita diabetes menurut Dr. Wismandari tetap ingin menjalankan puasa. Menurutnya, sebenarnya pasien dengan resiko yang tinggi itu tetap aman berpuasa asalkan selalu memonitor kadar gula darah dengan glukometer. Namun, perlu diingat untuk tidak memaksakan puasa jika kondisi memang tidak memungkinkan.

 

“Pasien yang beresiko tinggi berpuasa harus melakukan kontrol gula darah dengan alat beberapa kali. Sedangkan, untuk pasien yang beresiko rendah cukup kontrol 1 hingga 2 kali saja. Intinya, cek pagi-pagi saat sahur, siang hari, berbuka puasa atau 2 jam setelah berbuka puasa,” ungkapnya.

Baca juga: Haruskah Puasa sebelum Cek Kolesterol?

 

Jika saat pengecekan itu pasien diabetes memiliki kadar gula darah yang rendah di bawah 70 mg/dl atau tinggi di atas 300 mg/dl dan merasakan gejala hipoglikemia seperti gemetar, keringat dingin, berdebar-debar, rasa lapar, bingung dan sakit kepala atau merasakan gejala hiperglikemia seperti pipis terlalu sering, lelah, mual atau nyeri perut, sebaiknya tidak melanjutkan berpuasa.

 

2. Mengatur pola makan

Selain mengontrol gula darah,  penderita diabetes juga wajib mengontrol pola makan. “Saat puasa, kita harus betul-betul makan, jangan mengurangi makan atau melakukan diet. Makan harus seimbang dan usahakanlah untuk tidak makan yang manis secara berlebihan. Kalau bisa makan manis saat berbuka saja seperti kurma.

 

Selama bulan ramadan, tentu waktu makan kita akan berubah, namun, kita tetap bisa mengonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang sama seperti saat nggak berpuasa. “Puasa itu berbeda dengan tidak makan, ya. Kalau puasa itu, makan siang kita dipindahkan ke malam hari. Sebenarnya sama saja, hanya waktu saja yang digeser,” jelasnya. 

Baca juga: Sering Mengantuk Setelah Makan Siang? Bisa Jadi Ini Penyebabnya!

 

Pengaturan pola makan saat berpuasa adalah 30% kalori saat makan sahur, 50% kalori saat berbuka puasa dan 20% kalori setelah salat tarawih. Jumlah kalori totalnya sama saja dengan kalori saat tidak sedang berpuasa. Hanya saja, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa waktunya saja yang digeser. Ia pun menambahkan, saat makan sahur, disarankan untuk makan mendekati waktu imsak.

 

3. Aktivitas fisik selama berpuasa

Aktivitas fisik atau berolahraga memang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan termasuk untuk penderita diabetes. Beberapa dari Diabestfriend mungkin rutin melakukan aktivitas fisik atau berolahraga saat lagi nggak berpuasa, ya? Nah, bagaimana kalau saat berpuasa? Apa boleh melakukan aktivitas fisik?

 

Dr. Wismandari menjelaskan kalau aktivitas fisik saat berpuasa boleh dilakukan, namun sebaiknya tidak melakukan olahraga berat yang dapat menyebabkan hipoglikemia atau dehidrasi. Maka dari itu, aktivitas fisik sebaiknya dilakukan setelah berbuka puasa. “Olahraga yang ringan yang mengeluarkan keringat boleh dilakukan saat bulan puasa. Salat tarawih itu sebenarnya merupakan salah satu aktivitas fisik ringan yang bisa dilakukan setelah berpuasa,” ungkapnya.

 

4. Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter

Penderita diabetes tipe 2 yang menjalani puasa dengan waktu panjang yaitu selama 13 hingga 14 jam berisiko mengalami hipoglikemia pada siang hari dan hiperglikemia pada malam hari. Oleh karena itu, kadang dibutuhkan modifikasi pengobatan diabetes selama bulan ramadan. Kamu tentunya perlu berkonsultasi dengan dokter. Jika semua saran ini diikuti, penderita diabetes dapat berpuasa dengan aman. (TI/AY)