Kalau Kamu mendapati ada bercak putih di dalam mulut, biasanya di pipi bagian dalam atau di lidah, awalnya mungkin Kamu berpikir sariawan. Padahal bisa saja penyebabnya adalah jamur. Dilansir dari WebMD, infeksi jamur pada rongga mulut paling sering disebabkan jamur kandida. Tidak hanya di mulut, infeksi yang biasa disebut kandidiasis ini juga bisa menyerang berbagai bagian tubuh lainnya, antara lain di vagina.

 

Pada anak bayi, infeksi jamur ini bentuknya berupa ruam popok. Sementara itu, pada wanita bentuknya berupa infeksi jamur vagina. Jadi, siapapun bisa terkena infeksi jamur. Namun, umumnya infeksi ini menyerang bayi, anak-anak, orang berusia lanjut, dan orang yang punya sistem kekebalan tubuhnya lemah.

 

Baca juga: Ini 5 Jenis Makanan Penyebab Bau Mulut

 

Apa Penyebab Infeksi Jamur di Mulut?

Sebenarnya, jamur kandidia hidup di berbagai beberapa bagian tubuh, seperti di dalam rongga mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Namun, jumlahnya sedikit dan terkontrol oleh bakteri baik yang dimiliki tubuh kita. Tapi terkadang, saat kondisi kekebalan tubuh turun karena  penyakit atau penggunaan obat seperti kortikosteroid atau antibiotik, bisa merusak keseimbangan jumlah jamur tersebut. Hal tersebut bisa menyebabkan jamurnya tumbuh diluar kontrol. Kondisi itulah yang menyebabkan infeksi jamur.

 

Stres juga merupakan faktior risiko. Namun pada umumnya, kondisi di bawah ini menyebabkan munculnya infeksi jamur di mulut, yaitu:

Kalau Kamu merokok atau memakai dentur (gigi tiruan lepasan) yang tidak pas juga meningkatkan risiko infeksi jamur di mulut. Selain itu, bayi bisa menularkan infeksi ke ibunya ketika sedang menyusu.

 

 

 

Gejala Infeksi Jamur di Rongga Mulut

Bercak putih di bagian dalam mulut adalah gejala utama infeksi jamur. Bercak putih ini utamanya sering ditemukan pada lidah atau pipi bagian dalam. Tapi, bercak putih ini juga bisa muncul di langit-langit mulut, gusi, amandel, atau bagian belakang tenggorokan. 

 

Bercak putih ini tidak sakit, namun bisa menimbulkan rasa sakit dan berdarah jika digores atau ketika Kamu menggosok gigi. Pada kondisi yang parah, infeksi jamur bisa menyebar ke esofagus (kerongkongan) dan menyebabkan:

  • Nyeri atau sulit menelan
  • Sensasi seperti ada makanan yang tertinggal di tenggorokan atau di bagian tengah dada
  • Demam (jika infeksinya menyebar melebihi esofagus)

 

Jamur yang menyebabkan infeksi tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti paru-paru, hati, dan kulit. Kondisi tersebut biasanya lebih sering terjadi pada penderita kanker, HIV, atau kondisi lain yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah.

 

Baca juga: Mulut, Jendela Kesehatan Tubuh

 

Apakah Perlu ke Dokter?

Tentu saja. Sebelum menyebar lebih jauh, jika mencurigai ada pertumbuhan jamur di mulut, Kamu sebaiknya pergi ke dokter umum atau dokter gigi spesialis penyakit mulut. Dokter gigi atau dokter umum biasanya bisa langsung mendeteksinya ketika sedang memeriksa bagian dalam mulut Kamu. Dokter juga bisa mengambil sedikit sampel dari bercak putih tersebut untuk diperiksa lebih jauh di laboratorium.

 

Tapi, kalau infeksi jamurnya sudah menyebar ke esofagus, Kamu harus menjalani pemeriksaan lain, seperti:

  • Kultur tenggorokan
  • Endoskopi di esofagus, lambung, dan usus halus
  • X-ray pada esofagus

 

Pengobatan Infeksi Jamur di Mulut

Pada umumnya, infeksi jamur di mulut mudah diobati pada anak dan orang yang sehat secara keseluruhan. Tapi, gejalanya biasanya lebih parah dan lebih sulit diobati pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

 

Biasanya dokter akan memberi resep obat antijamur yang harus dikonsumsi selama 10 - 14 hari. Obatnya bisa berupa tablet atau obat minum, umumnya mudah untuk dikonsumsi. Karena infeksi jamur di mulut juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain, dokter juga bisa merekomendasikan Kamu untuk melakukan pemeriksaan lainnya.

 

Cara Mencegah Infeksi Jamur di Mulut

Jaga kebersihan mulut: gosok gigi setidaknya dua kali sehari dan lakukan flossing (bersihkan sela-sela gigi menggunakan benang), setidaknya satu kali sehari.

Lakukan pemeriksaan gigi rutin: terutama kalau Kamu memiliki diabetes atau menggunakan dentur. Tapi, meskipun Kamu sehat dan tidak punya masalah kesehatan mulut, bersihkanlah gigi di dokter setiap 6 bulan sekali.

Obati penyakit kronis: kondisi serius seperti HIV atau diabetes bisa merusak keseimbangan bakteri di dalam tubuh, sehingga bisa menyebabkan infeksi jamur. Jadi, kalau Kamu memiliki penyakit kronis, rutinlah mengonsumsi obat.

Jangan terlalu sering menggunakan obat kumur atau semprot mulut: menggunakan obat kumur anti bakteri sekali atau dua kali sehari bisa membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi. Tapi, kalau terlalu sering juga bisa merusak keseimbangan normal bakteri di dalam mulut.

Bersihkan inhaler setiap sehabis menggunakannya: kalau Kamu punya penyakit asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bersihkan inhaler setiap setelah menggunakannya, untuk membersihkan bakterinya.

Batasi konsumsi makanan yang mengandung gula dan jamur: contohnya seperti beer dan wine, keduanya bisa mendukung perkembangan jamur berlebihan.

Berhenti merokok: konsultasi dengan dokter atau dokter gigi tentang cara menghentikan kebiasaan merokok.

 

Baca juga: Kenali “Kissing Disease” Penyakit yang Ditularkan Melalui Ciuman

 

Kalau Kamu menyadari ada bercak putih di lidah atau bagian dalam mulut lainnya, sebaiknya periksakan ke dokter. Meskipun infeksi jamur di mulut bukan kondisi yang berbahaya, alangkah lebih baik jika diobati dengan cepat. Pasalnya, jika bertambah parah bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan semakin sulit untuk diobati. (UH/AY)

sisa ASI di dalam mulut