Umumnya, setiap orang yang berpuasa mengalami beragam perubahan yang positif. Perubahan ini tidak hanya dalam bentuk kualitas ibadah yang semakin baik, melainkan juga penerapan gaya hidup yang semakin sehat. Termasuk soal penurunan berat badan.

 

Geng Sehat sepakat dong, jika dikatakan bahwa berkahnya bulan puasa juga ikut dirasakan oleh orang-orang yang ingin menurunkan berat badan? Baik direncanakan atau tidak, target penurunan berat badan ini memang memungkinkan terjadi. Pasalnya, selama Ramadan frekuensi makan yang tadinya bisa mencapai 3 kali sehari, kini hanya menjadi 2 kali sehari, yaitu saat santap sahur dan ketika berbuka puasa.

 

Namun begitu ada saja sebagian orang yang meskipun sudah mengurangi frekuensi makan, tetap mengalami kenaikan berat badan selama menjalani puasa di bulan Ramadan. Waduh, kok bisa? Lalu, ada enggak ya, upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut? Simak deh, ini dia penjelasan lengkap mengenai alasannya!

Baca juga: Inilah 5 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Kamu Berpuasa!

 

7 Penyebab Lonjakan Berat Badan Selama Berpuasa

Satu hal yang pasti, apapun bentuk adaptasi gaya hidup yang Kamu lakukan selama berpuasa, mulai dari rutinitas, pola makan, hingga aktivitas fisik, tentu akan berpengaruh pada perubahan fisiologis tubuhmu. Berikut 7 penyebab yang menjadi pemicu kenaikan berat badan Kamu selama menjalani puasa.

 

1. Kalap mengonsumsi makanan kaya karbohidrat

Jika Kamu tengah memantau berat badan, maka asupan seperti nasi putih, roti tawar, atau sereal kaya gula, layak untuk Kamu waspadai. Sumber karbohidrat tinggi ini langsung diubah menjadi glukosa dalam tubuh dengan sangat cepat, sesaat setelah Kamu mengonsumsinya. Proses ini meningkatkan kinerja pankreas untuk menyerap gula sehingga tugasnya untuk memproduksi hormon insulin pun terbengkalai. Akibatnya, tubuh pun cenderung menyimpan lemak, daripada membakarnya.

 

Jadi, kalau Kamu berharap bisa tampil sedikit lebih ramping saat mengenakan baju Lebaran nanti, ada baiknya tahanlah godaan melahap segala jenis makanan, apalagi yang berkarbohidrat tinggi, ya! Batalkanlah puasa dengan asupan rendah kalori dan kaya serat seperti buah, sup, atau salad. Manfaat nutrisinya pasti Kamu rasakan lebih baik!

 

2. Terlalu banyak mengonsumsi minuman tinggi gula

Gula adalah penyebab utama kurang efektifnya upaya penurunan berat badan selama berpuasa di bulan Ramadan. Dan, konsumsi gula dalam bentuk cair (minuman manis) merupakan pilihan yang paling berbahaya. Alasannya karena tekstur cair gula dalam minuman  manis, membuat gula langsung mudah diserap ke dalam darah dan menyebabkan kadar gula darah meroket.

 

Dalam satu kaleng minuman berkarbonasi dengan perisa kola tersimpan 38 gram gula. Bisa dibayangkan ya, kalau soda dan minuman manis mendominasi menu takjilmu selama 30 hari. Kesempatan untuk mendapatkan berat badan yang stabil dan sehat pun bisa-bisa hilang.

 

Sedang berpuasa atau tidak, konsumsi gula berlebih memang sudah lama dikenal sebagai akar pemicu obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya. Mengonsumsi jumlah gula yang sedikit dapat membuat hidupmu semakin optimal.

 

Tubuh yang sering diberi asupan gula berlebih akan menjadi resisten terhadap insulin. Konsekuensinya, tubuh pun harus mengeluarkan lebih banyak insulin setiap kali Kamu makan gula dan karbohidrat sehingga kegemukan pun tak terhindari.

 

 

3. Menambah jumlah porsi makan

Bagi orang yang biasa makan dengan porsi besar, umumnya akan mengalami peningkatan selera makan dan minum pada saat berbuka puasa serta ketika sahur. Bila napsu makan ini dituruti selama berpuasa 30 hari, maka wajar tentunya potensi kenaikan berat badan yang dialami pun semakin tinggi.

 

Karena prinsipnya, kegemukan sangat rentan terjadi saat tingginya peningkatan jumlah asupan yang dikonsumsi, tidak sebanding dengan jumlah makanan yang diolah menjadi energi.

 

Baca juga: Ibu Menyusui Ingin Berpuasa? Coba Konsumsi 10 Makanan Ini! 

 

4. Berkurangnya aktivitas fisik

Semua orang tentunya memaklumi, berpuasa di siang hari membuat Kamu sulit untuk memaksimalkan energi. Saat beraktivitas normal di keseharian saja terkadang rasa lemas sudah menghantui, apalagi kalau berolahraga sambil puasa ya, Gengs! Belum lagi, rasa kantuk yang mudah hinggap di sela-sela kegiatan yang kita lakukan.

 

Padahal, tanpa aktivitas fisik, tubuhmu akan semakin sulit untuk mengontrol berat badan. Jika kita mengonsumsi kalori yang berlebih selama berbuka dan sahur, maka kalori berlebih tersebut akan tersimpan dan meningkatkan berat badan. Itu sebabnya, selama berpuasa Kamu juga perlu untuk melakukan aktivitas fisik yang membuat Kamu tetap bergerak. Tujuannya agar kelebihan kalori dimetabolisme sehingga dapat mengurangi potensi endapan kalori dan lemak dalam tubuh.

 

5. Kurang tidur

Sejumlah studi kesehatan melaporkan bahwa orang yang kurang tidur cenderung berisiko mengalami kelebihan berat badan, dibandingkan dengan orang dengan waktu tidur yang efektif. Kenapa bisa demikian? Alasannya karena saat seseorang mengalami gangguan tidur, hal ini berpengaruh terhadap hormon leptin, yaitu hormon yang mengatur metabolisme tubuh dan kontrol nafsu makan.

 

Fungsi dari hormon leptin ini, tak lain untuk menghasilkan rasa lapar serta membantu tubuh untuk mengatur nafsu makan. Sayangnya, jika hormon leptinmu terlalu tinggi, maka Kamu pun akan mengalami gangguan terhadap persepsi rasa kenyang. Tubuh akan terus merasa lapar walaupun telah banyak mengonsumsi makanan.

 

Akibatnya, selepas berbuka puasa hingga jelang waktu tidur di malam hari, Kamu pun jadi sering ngemil. Padahal, sebelum waktu subuh nanti, Kamu juga mesti menyantap menu sahur. Jadi paham kan, bahayanya jika selama bulan puasa Kamu sering mengalami kurang tidur?

 

6. Langsung tidur setelah sahur

Nah, bukan rahasia lagi bahwa hobi tidak sehat yang satu ini menjadi tantangan besar semua orang yang berpuasa. Kurangnya waktu tidur akibat mesti bangun untuk makan sahur, membuat banyak orang lebih sering memilih untuk kembali tidur setelah menyantap menu sahur. Tujuannya agar tidak mengantuk saat beraktivitas seharian. Pilihan ini memang hal paling dilematis di bulan Ramadan.

 

Efek negatif dari kebiasaan langsung tidur setelah makan, memang berujung pada risiko kegemukan. Khususnya jika kurang dari waktu 2 jam pasca santap sahur, Kamu sudah memutuskan untuk kembali tidur dengan posisi terlentang (sejajar dengan kasur). Padahal, saluran pencernaan membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menggiling makanan yang belum lama Kamu nikmati.

 

Akibatnya, sari makanan yang sudah sempat masuk ke lambung, bisa naik lagi ke kerongkongan dan dapat mencetus asam lambung. Tidak hanya itu, gagalnya penyerapan nutrisi ini, juga membuat lemak menumpuk dalam tubuh hingga memicu kenaikan berat badan.

 

Baca juga: Jangan Panaskan 6 Jenis Makanan Ini untuk Sahur!

 

7. Terlalu stres

Stres menyebabkan tubuh melepaskan kortisol yang memberitahu tubuhmu untuk mengisi ulang energi bahkan ketika Kamu belum sempat membakar banyak kalori. Elissa Epel, seorang peneliti tentang gangguan stres akibat makanan di Universitas California, San Francisco, menyatakan, “Saat stress, kita cenderung mendambakan makanan manis, asin, dan berlemak tinggi karena mereka merangsang otak untuk melepaskan bahan kimia yang menyenangkan untuk mengurangi ketegangan".

 

Efek yang menenangkan ini bersifat adiktif. Inilah sebabnya kenapa Kamu mulai mendambakan makanan yang mudah menggemukkan setiap kali Kamu merasa stres. Kabar baiknya, adiksi ini bisa dikurangi oleh aktivitas olahraga rutin setiap hari. Kenapa olahraga? Karena makan dan olahraga menciptakan khasiat yang sama terhadap stabilitas kesehatan mental.

 

Yuk, coba meminimalisasi tujuh kebiasaan penyumbang kenaikan berat badan ini! Agar pikiran, tubuh, dan jiwamu diliputi kesehatan dan keseimbangan selama menjalankan puasa di bulan Ramadan. (TA/WK)