Kehadiran si Adik akan membawa banyak perubahan dalam keluarga. Mums dan Dads tentunya akan menghabiskan banyak energi untuk mempersiapkan segalanya. Dan ketika si Adik datang, sudah pasti seluruh perhatian keluarga akan tercurah kepadanya.

 

Segala perubahan ini tidak hanya akan dirasakan oleh Anda berdua, melainkan juga si Kakak. Apalagi jika usia keduanya tidak terpaut terlalu jauh. Sangat lumrah jika ia merasa cemburu dan menunjukkan sikap antipati kepada adiknya.

 

Namun, orang tua bisa mempersiapkan anak pertama akan kehadiran anggota keluarga baru. Persiapan ini sebaiknya sudah dilakukan sejak Mums sudah dinyatakan positif hamil, yaitu dengan cara mengajaknya si Kakak berdiskusi, membuat aturan-aturan baru, serta melibatkannya dalam merawat adiknya kelak!

 

Selama Kehamilan

Untuk memberi tahu si Kakak tentang kabar bahagia ini, Mums perlu mempertimbangkan tingkat kenyamanan dan kedewasaannya. Bagi anak-anak yang masih pra-sekolah misalnya, mereka masih belum memahami dengan baik mengenai konsep waktu. Jadi, rasanya ia tidak akan mengerti kalau Mums mengatakan kalau ia akan memiliki seorang adik beberapa bulan lagi.

 

Lalu bagaimana menjelaskan topik ini kepada si Kakak? Biarkan rasa penasarannya menjadi panduan bagi Mums untuk memberi tahu tentang calon adiknya. Sebagai contoh, anak usia 4 tahun kemungkinan akan bertanya, “Dari mana adik bayi datang?”

 

Nah, yang patut diingat, ia tidak menanyakan proses bagaimana bayi bisa hadir di dalam perut Mums dan dilahirkan secara harfiah. Jadi Mums cukup menjelaskan, “Adik bayi datang dari uterus, yang ada di dalam perut Mama.” Nantinya ia akan terus melempar pertanyaan untuk memuaskan rasa penasarannya. Diskusi pun akan mengalir dengan sendirinya.

Baca juga: Perbedaan Hamil Anak Pertama dan Kedua

 

Jika si Kakak menunjukkan ketertarikan, Mums bisa menunjukkan foto-foto masa kecilnya, mengajaknya mengunjungi teman yang baru memiliki bayi, pergi ke dokter untuk sama-sama mendengarkan detak jantung si Adik, atau berdiskusi mengenai nama favorit yang akan ia berikan jika adiknya laki-laki atau perempuan.

 

Mums juga bisa mengajaknya mengikuti kelas bagaimana menjadi seorang kakak yang baik. Kelas tersebut biasanya mengadakan pelajaran bagaimana dekat dengan bayi, menjelaskan bagaimana bayi dilahirkan, serta mendiskusikan perasaan anak yang sebentar lagi akan memiliki adik.

 

Hal lain yang bisa Mums lakukan adalah membacakan buku cerita yang mengangkat topik kehadiran anggota keluarga baru. Jangan lupa, pastikan buku yang dipilih sesuai dengan usia si Kakak, ya. Jika si Kakak masih kanak-kanak, salah satu buku yang bisa Mums jadikan pilihan untuk mengenalkan konsep persaudaraan adalah buku berjudul Binar Ingin Adik Perempuan.

 

Buku karangan Siksta Alia ini menceritakan tentang seorang anak perempuan kelas 1 SD bernama Binar. Ia sangat mengharapkan seorang adik perempuan, karena menurutnya bisa diajak bermain masak-masakan atau boneka, serta membuat kerajinan kalung. Pokoknya, Binar benar-benar tidak sabar menantikan kelahiran adiknya.

 

Alur ceritanya yang ringan akan mudah diikuti oleh si Kakak. Ia pun akan lebih gampang menyerap isi cerita dan belajar tentang konsep memiliki adik secara menyenangkan. Belum lagi karakter Binar yang menggemaskan dan ilustrasi buku yang berwarna-warni, pastinya akan menarik dan menghibur si Kakak selama Mums membacakan cerita untuknya. Dijamin si Kakak tidak akan bosan, deh!

 

Sepanjang bercerita, Mums juga bisa mengajak si Kakak berdiskusi mengenai calon adiknya. Misalnya, Mums bisa menanyakan apakah ia ingin adik laki-laki atau perempuan, kelak ia ingin mengajak adiknya bermain apa, bagaimana ia menunjukkan kasih-sayangnya kepada adiknya, dan lain-lain.

 

 

Mempersiapkan Kelahiran

Semakin mendekati waktu persalinan, Mums perlu membuat beberapa rencana mengenai si Kakak selama Mums berada di rumah sakit. Diskusikanlah rencana-rencana tersebut kepadanya, agar ia tahu apa saja yang akan terjadi ketika waktu persalinan tiba.

 

Sebaiknya biarkan si Kakak hadir di rumah sakit begitu adiknya lahir. Idealnya, ia sudah ada di sana sebelum orang lain menjenguk Mums. Jadi, kelahiran menjadi momen yang hanya dinikmati oleh keluarga inti saja.

Baca juga: Duh, Apa-apa Harus Selalu Mums!

 

Dilansir melalui kidshealth.org, cobalah melakukan rutinitas seperti biasa selama beberapa minggu kehadiran si Adik. Jika Mums ingin membuat mengubah denah kamar untuk mengakomodasi kebutuhan si Adik, lakukan beberapa minggu sebelum proses kelahiran.

 

Apabila si Kakak akan mempelajari milestone besar, misalnya potty training atau berpindah tidur dari crib ke tempat tidur, sebaiknya juga dilakukan sebelum proses kelahiran atau ditunda hingga beberapa minggu Mums dan si Adik pulang dari rumah sakit.

 

Ketika Sudah Berada di Rumah

Saat Mums dan si Adik sudah diperbolehkan pulang ke rumah, Mums dapat membantu si Kakak menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan. Libatkan ia sebanyak mungkin dalam aktivitas pengasuhan si Adik, supaya tidak merasa disisihkan.

 

Sebenarnya, kebanyakan anak akan dengan senang hati membantu merawat adiknya. Namun, bantuan mereka terkadang suka dianggap ‘menambah repot’, sehingga orang tua memilih untuk mengerjakannya sendiri. Padahal, itulah salah satu cara agar si Kakak tidak cemburu kepada adiknya. Jadi meski pekerjaan akan sedikit lebih lama, biarkan si Kakak membantu Mums merawat si Adik, ya!

 

Mums bisa meminta si Kakak menghibur adiknya ketika digantikan popok, mendorong stroller, mengajak mengobrol, serta membantu menggantikan baju atau memandikan. Tidak perlu memberikan tugas yang berat, cukup meminta bantuan untuk menyiapkan baju adiknya saja ia pasti sudah senang, kok.

Baca juga: Manfaat Membacakan Buku Cerita Kepada Anak

 

Bila si Kakak kurang tertarik kepada adiknya, jangan memaksanya untuk menyukai adiknya. Semuanya butuh proses. Buatlah waktu untuk berduaan saja dengan si Kakak ketika adiknya tidur atau minta bantuan Dads untuk menemani adiknya sementara waktu.

 

Memiliki waktu spesial berduaan saja dengan Mums akan mengurangi rasa tidak nyaman atau cemburu dalam diri si Kakak. Jangan lupa mengingatkan keluarga atau kerabat untuk tetap memperhatikan si Kakak. Jadi, seluruh perhatian tidak terpusat kepada adiknya.

 

Cobalah untuk Memahami Perasaannya

Dengan semua perubahan yang terjadi, bukan tidak mungkin si Kakak akan kesulitan menyesuaikan diri. Teruslah mengajaknya untuk mendiskusikan tentang perasaannya. Bisa saja ia tidak menunjukkannya lewat kata-kata, melainkan melalui tindakan, seperti menjadi lebih manja, mudah tantrum, senang mencari perhatian, atau kembali berbicara menggunakan ‘bahasa bayi’.

 

Jika seperti itu, janganlah terpancing emosi. Cobalah untuk memahami perasaannya. Ini berarti, si Kakak membutuhkan waktu berduaan dengan Mums lebih banyak. Namun tegaskan kepada si Kakak, ia boleh merasa sedih, tetapi harus mengekspresikannya dengan cara yang baik.

 

Itulah yang Mums bisa lakukan untuk menyiapkan si Kecil menyambut adiknya. Mungkin praktiknya tidak semudah teori, tetapi dengan tips di atas, setidaknya Mums sudah punya bekal dan tidak panik lagi. Selamat menyambut kedatangan si Bungsu! (AS/OCH)