Bagi wanita yang saat ini memasuki usia di atas 30 tahun pasti sudah mulai dianjurkan melakukan cek up kesehatan rutin. Misalnya saja, pemeriksaan payudara dan tes pap smear serta tes-tes kesehatan wanita lainnya. 

 

Namun tes seperti USG payudara atau mamografi untuk deteksi dini kanker payudara, dan juga pap smear untuk deteksi dini kanker serviks tidak dilakukan setiap saat. Umumnya perhimpunan profesional terkait sudah membuat panduannya. Misalnya, cukup dilakukan setahun sekali, 2 tahun sekali atau mungkin 5 tahun sekali.

 

Tetapi apakah aturan ini tidak boleh dilanggar? Ternyata boleh saja kok! Karena aturan dari perhimpunan profesi ini tidak baku, dan terus diperbaharui setiap tahun. Mereka membuat patokan pemeriksaan rutin untuk wanita didasarkan bukti-bukti ilmiah, sehingga jika ditemukan bukti baru maka anjuran atau pedoman pun biasanya direvisi. Apa saja aturan pemeriksaan rutin kesehatan wanita yang bisa “dilanggar”? Inilah beberapa di antaranya:

 

Mamografi

Aturan saat ini: mamografi sebaiknya mulai dilakukan pada usia 50 tahun.

Faktanya: beberapa organisasi kedokteran tidak sepakat tentang berapa usia tepat melakukan skrining untuk payudara. Jadi Kamu bisa membuat pilihan sendiri kapan harus mulai melakukannya. Di Indonesia anjurannya adalah mulai dilakukan pada usia 40 tahun, dan untuk usia di bawah 40 tahun cukup melakukan USG payudara.

 

Tetapi saran ini juga tidak berlaku bagi wanita yang memiliki faktor risiko seperti riwayat kanker payudara di keluarga, ada riwayat tumor jinak payudara, atau memiliki payudara padat. Mereka bisa melakukan mamografi di usia lebih muda.

 

Baca juga: Payudara Kamu Normal atau Tidak, Ya?

 

Pil KB

Aturan saat ini: Jika Kamu tengah diresepkan antibiotik, maka pil KB diminum dobel.

Faktanya: sebagian besar antibiotik standar untuk infeksi saluran kemih (ISK) tidak berdampak pada kinerja pil KB. Hanya sedikit antibiotik yang memengaruhi kinerja pil KB dan itupun jarang digunakan, di antaranya rifampisin dan rifabutin, keduanya diresepkan untuk mengobati tuberkulosis. Meski begitu, konsultasikan dengan obgin Kamu setiap kali Kamu akan memulai pengobatan baru, bahkan obat yang dijual bebas sekalipun. Beberapa obat-obatan, termasuk obat anti kejang dan obat herbal dapat mengganggu efektivitas pil KB.

 

Tes kesuburan

Aturan saat ini: cobalah untuk hamil secara alamiah selama satu tahun (atau enam bulan jika Kamu berusia di atas 35 tahun) sebelum mengunjungi dokter kandungan untuk tes kesuburan.

Faktanya: Tidak perlu menunggu 1 tahun setelah menikah untuk mendatangi dokter kandungan. Begitu Kamu dan pasangan siap menimang buah hati, tidak ada salahnya mendatangi dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan secepatnya.

 

Terutama jika Kamu memiliki masalah sejak sebelum menikah, seperti haid yang menyakitkan atau tidak teratur, endometriosis, atau penyakit radang panggul. Semua kondisi tadi dapat memengaruhi kesuburan wanita.

 

Baca juga: Benarkah Diabetes Menyebabkan Sulit Hamil?

 

Infeksi HPV

Aturan saat ini: Kamu wanita muda? HPV adalah satu-satunya perhatian utama untuk Kamu.

Faktanya: Human papillomavirus atau HPV dapat meningkatkan risiko kanker serviks, sehingga sudah seharusnya menjadi kewaspadaan setiap wanita yang aktif secara seksual. Tetapi tidak hanya itu, lho! Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonorhea juga perlu diwaspadai.

 

Dua jenis infeksi menular seksual ini dapat menyebabkan penyakit radang panggul, infertilitas, dan nyeri panggul jangka panjang. Kamu harus melakukan pemeriksaan setiap tiga hingga enam bulan sekali jika Kamu memiliki banyak pasangan seksual, terutama jika Kamu berhubungan seks tanpa kondom.

 

Apakah bagi yang monogami tidak berisiko? Tetap harus melakukan tes setahun sekali karena klamidia dan gonohrea sering tidak bergejala, dan bisa saja ditularkan oleh pasanganmu meskipun kumannya sudah dibawa sejak beberapa tahun lalu namun masih dapat ditularkan.

 

Pemeriksaan rongga panggul

Aturan saat ini: tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan panggul secara rutin.

Faktanya: wanita yang tidak sedang hamil dan tidak menunjukkan gejala penyakit di rongga panggul memang jarang dianjurkan untuk melakukan tes ini. Namun beberapa ahli menganjurkan untuk melakukan tes rongga panggul setiap tahun.

 

Pemeriksaan panggul rutin memungkinkan dokter dapat menemukan kemungkinan kanker di organ reproduksi serta masalah kesehatan lain seperti fibroid dan kista yang dapat menimbulkan masalah bagi kesuburan dan kesehatan Kamu secara keseluruhan.

 

Baca juga: Jangan Sepelekan Sindrom Kemacetan Panggul

 

Jadi para wanita, lakukan cek up kesehatan secara rutin itu sangat penting. Jika ada waktu dan biaya, Kamu bisa melakukan tes kesehatan kewanitaan kapanpun, selama tidak berlebihan. Konsultasikan dengan dokter kandungan Kamu, untuk tindakan terbaik. (AY)