Leukemia adalah kanker darah yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Anak dari penyanyi Denada Tambunan, Shakira Aurum, saat ini tengah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura karena didiagnosis mengidap penyakit ini. Lalu, apa penyebab leukemia pada anak? Dikutip dari health.clevelandclinic.org, simak penjelasan selengkapnya, yuk!

Baca juga: Kanker Darah Tidak Hanya Leukemia, Lho!
 

Siapa yang Berisiko Terkena Leukemia?

Penyebab leukemia pada anak tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang membuat mereka berisiko menderita penyakit ini, antara lain:

  • Anak perempuan yang berusia kurang dari 1 tahun memiliki risiko lebih tinggi. Setelah usia itu, anak laki-laki lah yang berisiko terkena leukemia.
  • Anak-anak yang terkena paparan radiasi saat di dalam kandungan.
  • Beberapa kondisi genetik, seperti sindrom kegagalan sumsum tulang dan sindrom kecenderungan genetik. Misalnya down syndrome, neurofibromatosis tipe 1, bloom syndrome, fanconi anemia, dan ataxia telangiectasia.
  • Anak kembar identik berisiko tinggi mengalami leukemia. Sedangkan anak kembar tidak identik berisiko lebih rendah terkena leukemia.

 

Perlu diingat, meski seorang anak memiliki faktor risiko, tidak berarti otomatis ia akan terkena leukemia. Begitu pun sebaliknya, beberapa anak penderita leukemia malah tidak memiliki faktor risiko di atas sama sekali.

 

 

Apa Gejala Anak yang Terkena Leukemia?

Anak-anak yang terkena leukemia memiliki gejala yang berbeda-beda. “Saya harap leukemia punya tanda unik yang memudahkan kita untuk melihat apakah anak tersebut mengidap leukemia atau tidak,” jelas dokter onkologi pediatrik, Illia Buhtoiarov, MD. Namun, tambah Illia, sering kali anak-anak merasa tidak enak badan, demam, dan rasa sakit yang tidak kunjung hilang.

 

Beberapa gejala yang harus diperhatikan yaitu:

  • Merasa kelelahan dan lemah.
  • Mudah marah.
  • Terlihat pucat.
  • Mudah memar dan berdarah, sering kali di dada ataupun punggung.
  • Demam, tetapi bukan karena infeksi.
  • Nyeri pada kaki ataupun perut.
  • Kehilangan selera makan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, hati, ataupun limpa.
  • Pembengkakan di bagian perut, wajah, lengan, ketiak, sisi leher, atau selangkangan.
Baca juga: Tintin Nur’aeni: Divonis Mengidap Kanker Payudara ketika Hamil

 

Apa Saja Jenis-Jenis Leukemia?

Dokter Illia menjelaskan terdapat 3 jenis leukimia yang rentan terjadi pada anak-anak, antara lain:

  • Leukemia lymphoblastic akut (ALL). Tipe leukemia yang satu ini terjadi sebelum usia 21 tahun. Anak-anak di bawah usia 15 tahun 2 kali lebih berisiko mengidap ALL. “Kanker ini lebih aktif menyerang seseorang saat usia 2 hingga 3 tahun,” ujar dr. Illia.
  • Leukemia myelogenous akut (AML). Leukemia ini biasanya menyerang sel darah putih myelosit. Mirip dengan leukemia lymphoblastic akut, jenis kanker ini menyerang pada anak yang usianya lebih kecil, yaitu kurang dari 2 tahun.
  • Leukemia myelogenous kronis (CML). Jenis leukimia yang satu ini sangat jarang terjadi pada anak-anak. CML cenderung berkembang lebih lambat daripada leukemia akut.
Baca juga: Mengenal Limfoma dan Penyebab Kanker pada Anak

 

Kapan Harus ke Dokter dan Mendapatkan Penanganan?

Kalau Kamu mengalami salah satu gejala di atas, segeralah berkonsultasi kepada dokter. Untuk mengetahui atau mendiagnosis leukemia pada anak, dokter akan mengumpulkan riwayat medis secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik. Tes yang dilakukan bisa berupa tes darah untuk mengukur jumlah sel, aspirasi dan biopsi sumsum tulang, ataupun dengan memeriksa penyebaran leukemia.

 

Setelah dokter mendiagnosis leukemia pada anak, ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Kemoterapi. Pengobatan ini berlangsung sekitar 2,5 tahun untuk anak perempuan dan 3,5 tahun untuk anak laki-laki. Dokter membutuhkan waktu lebih lama mengobati anak laki-laki karena ada kemungkinan penyakit dapat kambuh setelah pengobatan.
  • Transplantasi sel induk. Dokter akan mempertimbangkan pengobatan ini untuk anak-anak berusia di bawah usia 1 atau di atas 10 tahun, memiliki jumlah leukemia yang tinggi dalam darah, dan memiliki mutasi genetik yang membuat mereka tidak sensitif dengan kemoterapi.
  • Immunotheraphy. Immunotheraphy melibatkan pengobatan yang berbeda-beda untuk melatih sistem imun serta mengenali dan membunuh sel. Tingkat keberhasilan dengan menggunakan pengobatan ini sangat tinggi. Anak-anak dikatakan bebas kanker setelah melakukan 4 tahun perawatan.

 

Setelah mengetahui gejala yang telah disebutkan di atas, Mums dan Dads diharapkan segera membawa si Kecil berkonsultasi dengan dokter. Semoga pengobatan buah hati Denada diberikan kelancaran dan dapat segera sembuh ya, Mums! (TI/AS)