Penyakit

Acquired Imunodeficiency Syndrome (AIDS/HIV)

Deskripsi

 

Acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS adalah kondisi infeksi kronis dan berpotensi mengancam jiwa. Masalah kesehatan ini banyak menyerang negara-negara dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, terutama populasi di Afrika, Haiti, dan sebagian Asia.

AIDS merupakan fase lanjutan dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun, tergantung pada tiap-tiap individu, untuk infeksi HIV berkembang menjadi AIDS. Data dari WHO dan UNAIDS mengungkapkan, sekitar 36,7 juta orang menderita HIV pada akhir 2015.

HIV akan merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit untuk tubuh melawan organisme yang menyebabkan penyakit. Pada saat HIV berkembang menjadi AIDS, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah dan mengakibatkan penderitanya rentan terserang lebih dari 20 infeksi oportunistik, yang biasanya tidak berbahaya pada orang-orang yang sehat.

 

Baca juga: Yuk, Lebih Mengenal HIV/AIDS!

 

Pencegahan

 

Setiap orang dapat mengurangi risiko terkena AIDS dengan melakukan tindakan preventif dini. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

1. Menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seks.

2. Melakukan tes HIV dan STIs (sexually transmitted infections) secara berkala.

3. Tidak menggunakan alat suntik secara bergantian.

4. Bagi ibu hamil dengan HIV/AIDS, perlu melakukan terapi ARV (antiretroviral) agar risiko bayinya tertular lebih sedikit.

 

Gejala

 

Beberapa gejala jika terinfeksi HIV/AIDS yaitu:

1. Berkeringat berlebihan di malam hari.

2. Demam berulang.

3. Diare kronis

4. Bintik-bintik putih persisten atau lesi yang tidak biasa di lidah atau di mulut.

5. Kelelahan jangka panjang

6. Penurunan berat badan

7. Ruam kulit atau benjolan yang muncul tiba-tiba.

8. Mudah terkena infeksi.

 

Baca juga: Kenali Gejala HIV-Aids

 

Penyebab

 

Virus Human Immunodeficiency (HIV) adalah virus penyebab infeksi AIDS. Virus ini dapat menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman atau oral seks dengan penderita dan mendapatkan transfusi darah yang sudah terkontaminasi HIV. Menggunakan jarum suntik, alat-alat operasi, serta peranti tajam yang sudah digunakan penderita juga dapat berisiko tertular AIDS. Begitu pun bayi yang dilahirkan dan disusui oleh ibu pengidap HIV/AIDS tanpa pengobatan.

 

Diagnosis

 

Dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah orang tersebut mengidap HIV/AIDS. Tes-tes yang dilakukan berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium untuk mengecek kadar CD4 darah dan jumlah virus per ml darah.

 

Penanganan

 

Sebenarnya tidak ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS. Namun, ada pengobatan yang secara signifikan dapat memperlambat perkembangan penyakit serta mencegah infeksi ditularkan kepada orang lain. Bahkan, obat-obatan ini dianggap telah mengurangi kematian akibat AIDS di banyak negara maju.

Bila dicurigai terkena jarum atau darah yang berpotensi mengandung HIV, orang tersebut dapat mengonsumsi obat PEP (postexposure prophylaxis). Sedangkan jika sudah didiagnosis mengidap HIV/AIDS, maka penderita dapat melakukan terapi ARV (antiretroviral) secara rutin, untuk mengontrol multiplikasi virus HIV dalam tubuh dan mencegah munculnya gejala. Obat-obatan lain yang bisa digunakan pula yaitu abacavir, emtricitabine-tenofovir, lamivudine-zidovudine, atazanavir, darunavir, fosamprenavir, indinavir, dan lain sebagainya.

 

Baca juga: Ini yang Bisa Kamu Lakukan untuk Membantu Pengidap HIV/AIDS

Rekomendasi Artikel

5 Miskonsepsi Paling Umum tentang HIV dan AIDS

5 Miskonsepsi Paling Umum tentang HIV dan AIDS

Masih banyak mitos dan stigma negatif tentang HIV dan AIDS yang beredar di masyarakat. Berikut 5 miskonsepsi tentang HIV dan AIDS yang perlu diluruskan!

Uliya Helmi Ali

29 September 2021

Ibu Hamil dengan HIV Wajib Konsumsi Obat Antiretroviral, Ini Faktanya!

Ibu Hamil dengan HIV Wajib Konsumsi Obat Antiretroviral, Ini Faktanya!

Tanggal 1 Desember adalah Hari AIDS Sedunia. Wanita atau ibu rumah tangga adalah kelompok yang rentan tertular HIV. Bagaimana ibu hamil dengan HIV mengelola penyakitny?

Yovita Diane Titiesari

30 November 2020

Ini Peran Penting Media Sosial dan Influencer dalam Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS!

Ini Peran Penting Media Sosial dan Influencer dalam Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS!

Media sosial memiliki potensi besar untuk memengaruhi opini dan pergerakan dalam masyarakat. Potensi itu yang dapat digunakan untuk mendukung penanggulangan HIV/AIDS.

Yosephine Dian Hendrawati

30 November 2019

Stigma Negatif Sebabkan Orang Enggan Lakukan Tes HIV/AIDS

Stigma Negatif Sebabkan Orang Enggan Lakukan Tes HIV/AIDS

Adanya stigma negatif terhadap penyakit HIV/AIDS membuat beberapa orang enggan melakukan tes HIV/AIDS. Padahal, penting mengetahui status kesehatan kita.

GueSehat

23 December 2018

Infeksi Oportunistik: Ancaman Terbesar bagi Penderita HIV/AIDS

Infeksi Oportunistik: Ancaman Terbesar bagi Penderita HIV/AIDS

Supaya kita lebih sadar akan bahaya dari penyakit HIV/AIDS, yuk kita bahas beberapa jenis infeksi oportunistik yang sering menyerang pengidapnya!

Yosephine Dian Hendrawati

21 December 2018

ABCDE, Rumus Jitu untuk Mencegah Penularan HIV

ABCDE, Rumus Jitu untuk Mencegah Penularan HIV

Untuk memudahkan kita mengampanyekan tindakan pencegahan HIV/AIDS, cukup ingat selalu rumus ABCDE. Apakah itu?

Yosephine Dian Hendrawati

16 December 2018

Catat! Virus HIV Tidak Menular Melalui 9 Hal Ini

Catat! Virus HIV Tidak Menular Melalui 9 Hal Ini

Masih banyak mitos yang beredar seputar jalur penularan infeksi HIV yang sejatinya tidak benar dan menyebabkan ODHA menjadi terkucilkan dari pergaulan.

Yosephine Dian Hendrawati

08 December 2018

Tempat Ini Menyediakan Layanan Tes HIV yang Nyaman

Tempat Ini Menyediakan Layanan Tes HIV yang Nyaman

Tujuan utama tes HIV adalah pendeirta dapat rutin minum obat sehingga tidak menularkan virus HIV pada orang lain.

GueSehat

02 December 2018

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...