Naluri untuk menjadi seorang ayah memang tidak serta-merta datang begitu saja. Semuanya membutuhkan proses. Dan jika ketakutan tidak bisa menjadi sosok ayah yang baik dan hebat untuk si Kecil menghantui Dads, maka tidak perlu khawatir. Itu adalah hal yang normal karena menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya!

 

“Secara emosional saya benar-benar belum siap untuk memiliki anak. Pikiran tersebut telah tertanam sejak remaja. Namun seiring bertambahnya usia dan pengalaman, saya tidak takut lagi. Pikiran kalau saya tidak akan menjadi ayah yang baik mulai dihilangkan. Anak yang rewel dan menggantikannya popok tidak boleh dianggap sebagai beban," ungkap Scott Kelby, penulis buku The Book for Guys Who Don't Want Kids.

 

Dalam bukunya, Kelby menceritakan tentang kisahnya yang awalnya tidak ingin memiliki anak hingga akhirnya sangat berambisi untuk menjadi ayah yang hebat. Ia banyak memaparkan berbagai kekhawatirannya sebelum memiliki anak, bagaimana ia mengalahkan semua pikiran buruk tersebut, hingga berubah menjadi sosok ayah yang hebat. Penasaran dengan isinya? Berikut 10 tips dari Kelby untuk menjadi ayah yang hebat!

 

  • Mulailah menjadi suami yang hebat. Jika ingin menjadi ayah yang hebat, Kelby menyarankan Dads untuk menjadi suami yang hebat dulu. Dads harus terlibat secara aktif sejak pasangan mengandung hingga menjalani proses persalinan. Kuncinya adalah membuat pernikahan menjadi kokoh. Hal ini secara otomatis membentuk Dads menjadi ayah yang hebat.

  • Beraktivitaslah seperti biasa. Memiliki anak bukan berarti menghambat Mums dan Dads untuk beraktivitas seperti biasa. Jika kondisi istri sudah pulih pasca-melahirkan, Dads bisa melakukan kegiatan rutin seperti biasa, umumnya ketika si Kecil sudah menginjak usia 1 bulan. Bahkan di usia 6-7 bulan, Dads sudah bisa mengajak si Kecil ke luar rumah untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau pergi berlibur. Secara tidak langsung, hal ini dapat membangun keharmonisan antara Dads, Mums, dan si Kecil.

  • Berikan waktu luang untuk Mums. Kelby menganggap jika ayah tidak akan mungkin bisa memiliki porsi yang sama dengan ibu dalam hal merawat anak. Untuk itu, berikanlah waktu luang untuk Mums beristirahat dan melakukan kegiatan yang menyenangkan hatinya. Intinya, jangan sampai membuat Mums 'bekerja' menjadi ibu selama 24 jam penuh setiap hari. Hal ini tidak hanya meningkatkan hubungan dengan Mums, melainkan juga memberikan Dads peluang untuk lebih dekat dengan si Kecil.

  • Ikut bangun ketika Mums menyusui di malam hari. Siapa sih yang siap untuk selalu terjaga selama 24 jam tanpa istirahat? Bersimpatilah dengan kondisi Mums dan ikut menemaninya setiap menyusui si Kecil di malam hari. Ini akan membuatnya merasa senang dan dicintai. Sediakanlah air putih dan camilan ringan di samping Mums karena menyusui akan membuatnya lapar dan haus. Temani ia sampai selesai menyusui dengan bertukar cerita atau sekadar memberikan pijatan lembut di punggungnya.

  • Berikan kasih sayang yang sama sampai si Kecil beranjak dewasa. Mengungkapkan rasa sayang kepada si Kecil mungkin terkesan sulit atau canggung untuk dilakukan, apalagi jika ia laki-laki. Namun, tunjukkan kasih sayang dengan tidakan, seperti memberikan pelukan dan ciuman di dahi setiap kali akan berpisah dengannya dan lain-lain. Jangan pernah berhenti menunjukkan rasa sayang Dads kepada si Kecil, meskipun ia telah beranjak dewasa dan menikah.

  • Perlakukan si Kecil seperti yang Dads inginkan saat kecil. Apabila Dads memiliki ayah yang hebat, perlakukanlah si Kecil sama seperti yang ayah Dads lakukan dulu. Namun jika Dads tidak memiliki pengalaman indah bersama ayah, maka lakukan hal yang Dads inginkan saat kecil. Jangan sampai menciptakan pengalaman dan perasaan yang menyakitkan hati si Kecil.

  • Jangan pernah berkata dan berlaku kasar kepada Mums dan si Kecil. Jangan pernah mengucapkan kata-kata kasar kepada Mums dan si Kecil, sekalipun konteksnya sedang bercanda.

  • Pengalaman adalah guru terbaik. Buku maupun literatur yang mengajarkan bagaimana cara merawat anak hingga menjadi orang tua yang benar memang banyak. Namun di balik semua itu, pelajaran dan informasi terbaik yang harus diikuti adalah berasal dari pengalaman pribadi. Lebih baik ikuti hati Dads dalam mengasuh si Kecil. Pasalnya, kebutuhan setiap anak berbeda-beda.

  • Nikmati setiap waktu bersama si Kecil. Percaya atau tidak, Kelby mengatakan jika sepuluh tahun bersama si Kecil terasa seperti 2-3 tahun saja. Tanpa disadari, tumbuh kembang si Kecil akan berjalan begitu cepat. Jadi, nikmati setiap kebersamaan karena masa-masa itu tidak akan terulang kembali.

  • Ketahui apa yang dibutuhkan si Kecil. Sebenarnya yang paling dibutuhkan si Kecil bukan penghargaan atau pencapaian Dads di tempat kerja, melainkan waktu kebersamaan. Luangkanlah waktu meskipun hanya satu jam dalam sehari. Ia membutuhkan sosok Dads untuk menceritakan keluh kesahnya dan memeluknya saat merasa sedih.

 

Ternyata untuk menjadi ayah yang hebat tidak sulit, ya! Cukup dengan niat dan cinta yang tulus kepada Mums dan si Kecil dapat membentuk Dads menjadi ayah dan suami yang hebat. (BD/AS)