Penyakit

Rhinitis Non-Alergi (Non-Allergic Rhinitis)

Deskripsi

Rhinitis non-alergi ditandai dengan adanya bersin kronis maupun hidung yang tersumbat atau meler tanpa sebab yang jelas. Gejalanya serupa dengan rhinitis alergi, namun tidak ditemukan adanya reaksi alergi.

 

Rhinitis non-alergi dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, namun lebih umum terjadi setelah usia 20 tahun. Pemicunya bervariasi dan dapat mencakup bau atau iritan tertentu yang berasal dari udara, perubahan cuaca, obat atau makanan tertentu, serta kondisi kesehatan. Diagnosis rhinitis non-alergi dilakukan setelah penyebab alergi dikesampingkan, yang mungkin membutuhkan pemeriksaan alergi atau tes darah.

 

Baca juga: Gejala Rhinitis Saat Musim Hujan!

Pencegahan

Tips berikut dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan meredakan gejala rhinitis non-alergi:

  • Bilas saluran hidung menggunakan cairan khusus dengan saline. Bila digunakan setiap hari, cara ini efektif untuk mencegah rhinitis non-alergi.
  • Jika udara di rumah atau kantor kering, pasang humidifier di tempat kerja atau tempat tidur. Pastikan untuk membersihkan humidifier secara teratur sesuai dengan petunjuk. Menghirup uap dari air hangat juga dapat membantu menghilangkan lendir dan membersihkan hidung tersumbat.
  • Saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah rhinitis non-alergi. Namun, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi ikan dengan asam lemak tak jenuh ganda tertentu cenderung tidak mengalami rhinitis non-alergi dan alergi. Penurunan risiko itu terlihat pada anak-anak yang mengonsumsi herring, mackerel, atau salmon minimal seminggu sekali.
  • Jangan terlalu sering menggunakan dekongestan hidung. Menggunakan obat ini selama lebih dari beberapa hari secara rutin dapat memperburuk gejala rhinitis. Jika langkah ini tidak bekerja, segera temui dokter.

Gejala

Gejala rhinitis non-alergi muncul secara konstan dan dapat hilang sepanjang tahun. Tanda dan gejala rhinitis non-alergi dapat meliputi:
• Hidung tersumbat.
• Hidung meler.
• Bersin.
• Lendir (dahak) di tenggorokan (postnasal drip).
• Batuk.
• Rhinitis non-alergi biasanya tidak menyebabkan hidung, mata, atau tenggorokan gatal, maupun gejala-gejala yang berhubungan dengan alergi seperti demam.

 

Konsultasikan kepada dokter jika gejala sangat parah atau gejala tidak hilang dengan penggunaan obat bebas, serta adanya efek samping yang mengganggu dari pengobatan dengan obat bebas.

 

Baca juga: Pengertian, Penyebab, Diagnosis, dan Gejala Rhinitis Non-alergik

Penyebab

Penyebab pasti rhinitis non-alergi tidak diketahui. Tetapi penyakit ini diketahui dapat memicu pelebaran pembuluh darah di hidung, sehingga mengisi lapisan hidung dengan darah dan cairan. Ada beberapa kemungkinan penyebab ekspansi abnormal pembuluh darah atau pembengkakan di hidung. Salah satu kemungkinannya adalah hiperresponsif dari ujung saraf di hidung yang mirip dengan dengan cara paru-paru bereaksi pada asma. Tetapi apapun pemicunya, akan timbul pembengkakan selaput hidung dan hidung tersumbat.

 

Ada beberapa hal yang diketahui memicu rhinitis non-alergi, beberapa menghasilkan gejala yang singkat, sementara yang lainnya menyebabkan gejala kronis. Pemicu rinitis nonalergik meliputi:

  1. Iritasi lingkungan atau dalam pekerjaan. Debu, asap, asap rokok, atau bau kuat, seperti parfum, bisa memicu rhinitis non-alergi. Perubahan cuaca, perubahan suhu, atau kelembapan bisa memicu selaput di dalam hidung membengkak dan menyebabkan hidung meler atau tersumbat.
  2. Infeksi dari virus juga dapat menyebabkan rhinitis non-alergi.
  3. Mengonsumsi makanan panas atau pedas, dan minum-minuman beralkohol juga dapat menyebabkan selaput di dalam hidung membengkak dan menyebabkan hidung tersumbat.
  4. Obat tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, dan obat tekanan darah tinggi (hipertensi), seperti beta blocker, juga dapat memicu rhinitis non-alergi. Begitu juga dengan obat penenang, antidepresan, kontrasepsi oral, atau obat-obatan yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi.
  5. Terlalu sering menggunakan semprotan hidung dekongestan juga dapat menyebabkan sejenis rhinitis nonalergik yang disebut rhinitis medikamentosa.
  6. Perubahan hormonal karena kehamilan, menstruasi, atau kondisi hormonal lainnya, seperti hipotiroidisme, dapat menyebabkan rhinitis non-alergi.

Diagnosis

Rhinitis non-alergi didiagnosis berdasarkan gejala dan mengesampingkan penyebab lainnya, terutama alergi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang muncul. Tidak ada tes spesifik untuk mendiagnosis rhinitis non-alergi. Dokter kemungkinan akan menyimpulkan diagnosis berdasarkan gejala-gejala yang muncul, seperti hidung tersumbat atau hidung meler. Tes untuk kondisi lain juga tidak mengungkapkan penyebab yang mendasarinya, seperti alergi atau masalah sinus.


Dalam banyak kasus, rhinitis disebabkan oleh reaksi alergi. Satu-satunya cara untuk memastikan rhinitis bukan disebabkan oleh alergi adalah melalui pengujian alergi, yang mungkin melibatkan tes kulit atau darah. Tes kulit untuk mengetahui apakah gejala disebabkan oleh alergen tertentu dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah kecil alergen udara umum, seperti tungau debu, jamur, serbuk sari, maupun kucing dan bulu anjing.

 

Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen umum, dengan mengukur jumlah antibodi tertentu di aliran darah yang dikenal sebagai antibodi imunoglobulin E (IgE). Dokter juga akan memastikan gejala tidak disebabkan oleh masalah sinus yang berhubungan dengan septum atau polip. Pemeriksaan nasal dan sinus juga dilakukan dengan endoskopi hidung maupun dengan x-ray, untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.

Penanganan

Pengobatan rhinitis non-alergi tergantung pada seberapa mengganggu gejala yang timbul. Untuk kasus ringan, perawatan di rumah dan menghindari pemicu mungkin cukup. Untuk gejala yang lebih mengganggu, obat tertentu mungkin akan membantu, seperti:

  • Semprotan hindung dengan saline. Gunakan semprotan garam nasal obat bebas untuk membantu mengencerkan lendir dan merelaksasikan selaput di hidung.
  • Semprotan nasal kortikosteroid. Jika gejala tidak mudah dikendalikan dengan dekongestan atau antihistamin, dokter mungkin menyarankan semprotan nasal kortikosteroid, seperti fluticasone atau triamcinolone, untuk digunakan.
  • Obat kortikosteroid membantu mencegah dan mengobati peradangan yang terkait dengan beberapa jenis rhinitis non-alergi. Kemungkinan efek sampingnya meliputi rasa kering di hidung, mimisan, sakit kepala, dan tenggorokan kering.
  • Semprotan hidung antihistamin atau antikolinergik juga dapat mengurangi gejala rhinitis nonalergi.
  • Dekongestan oral seperti obat-obatan yang mengandung pseudoephedrine dan phenylephrine dapat membantu mempersempit pembuluh darah, sehingga mengurangi hidung mampet. Kemungkinan efek sampingnya meliputi tekanan darah tinggi, jantung berdebar (palpitasi), dan gelisah.
  • Antihistamin oral, seperti diphenhydramine, cetirizine, fexofenadine dan loratadine, biasanya tidak berfungsi dengan baik untuk rhinitis non-alergi seperti pada rhinitis alergi.
  • Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah yang menyulitkan, seperti septum hidung yang menyimpang atau polip hidung persisten.
  • Beberapa penelitian kecil telah menunjukkan alternatif terapi, seperti aplikasi capsaicin, untuk mengurangi hidung tersumbat. Tetapi, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian terkait hal ini.

 

Baca juga: Rhinitis Alergi: Gejala, Pengertian, Diagnosis, dan Pengobatannya

Rekomendasi Artikel

Mata Panda? Jangan-jangan Itu Allergic Shiners!

Mata Panda? Jangan-jangan Itu Allergic Shiners!

Mata panda sering dihubungkan dengan kondisi kurang tidur, padahal tidak selalu demikian. Ada kondisi yang disebut allergic shiners yang menyebabkan mata panda.

Riani Hapsari

20 August 2019

Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa?

Kamu Terkena Batuk Alergi atau Batuk Pilek Biasa?

Jika Kamu mengalami batuk kering yang kronis dalam waktu lama, biasanya terjadi lebih dari 3 minggu, maka ini bisa jadi pertanda gejala alergi atau asma.

GueSehat

02 December 2018

7 Hal yang Memperparah Gejala Alergi

7 Hal yang Memperparah Gejala Alergi

Kamu mungkin tidak menyadari kalau beberapa hal di sekitar Kamu yang tampaknya tidak berbahaya dapat memperparah gejala alergi yang Kamu alami nih, Gengs.

GueSehat

08 August 2018

4 Penyebab Alergi yang Ada di Dalam Rumah

4 Penyebab Alergi yang Ada di Dalam Rumah

Kebanyakan orang yang alergi menganggap bahwa rumah merupakan tempat yang paling aman. Namun, ternyata rumah juga dapat menyimpan alergen.

GueSehat

07 July 2018

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...