Bulan November hingga April identik dengan musim penghujan, meski kenyataannya kini cuaca sudah tidak dapat diprediksi. Tidak menutup kemungkinan di bulan Juli, yang seharusnya menjadi musim panas tetap turun hujan. Padahal, hujan yang turun dengan intensitas panjang cenderung dapat mendatangkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang paling sering muncul adalah Rhinitis. Rhinitis merupakan penyakit yang terjadi akibat peradangan membran mukosa di hidung. Secara garis besar, Rhinitis dibagi menjadi 2, yaitu Rhinitis alergi dan Rhinitis non-alergi. Rhinitis alergi ini sering disebut dengan Hay Fever, ia muncul akibat dari alergi unsur-unsur udara seperti debu, serbuk sari tanaman, atau juga kulit hewan seperti bulu kucing yang beterbangan di udara. Sedangkan Rhinitis non-alergi gejala yang muncul akan sama dengan rhinitis alergi, pembedanya adalah penyebabnya, banyak rhinitis non-alergi yang tidak diketahui penyebab pastinya, namun menurut penelitian, ia disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau bahkan penggunaan dekongestan hidung yang berlebih.

Cara Mencegah Rhinitis 

Terkait dengan pencegahan suatu penyakit tentu tidak terlepas dari cara seseorang menjalankan hidup sehat. Mengetahui kondisi fisik sendiri juga sangat penting, apabila Anda mengetahui bahwa ada alergi terhadap zat tertentu maka menghindari zat tersebut adalah salah satu cara paling efektif. Dengan menghindari penyebab alergen tubuh Anda bisa menjadi cara tepat dan efektif untuk mencegah Rhinitis pada diri Anda. Jika Anda memiliki hewan peliharaan seperti ayam, kucing, atau anjing maka Anda harus memastikan kebersihannya, selain untuk kesehatan hewan tersebut, Anda juga menghindari alergi yang mungkin dipicu dari bulu-bulu hewan tersebut yang beterbangan di lingkungan rumah Anda. Namun jika semua upaya telah Anda lakukan dan ternyata Anda tetap mengalami gejala rhinitis, maka sangat bijak untuk menghindari virus yang mungkin menyebar dan akan mengakibatkan rhinitis non-alergic. Konsumsi vitamin C dengan 1 dosis perhari juga akan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Gejala Rhinitis dan Cara Penanganannya 

Anda perlu memperhatikan bila terdapat gejala Rhinitis yang muncul, seperti bersin, hidung berair dan tersumbat, rasa tidak nyaman pada bagian langit-langit mulut, dan rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Namun jika gejala ditambah dengan nyeri, sakit pada otot, dan juga batuk maka dapat dikatakan penyebab Rhinitis tersebut adalah Rhinitis non alergi. Penanganan untuk gejala Rhinitis seperti itu dapat diatasi secara mandiri. Untuk itu sangat penting bagi Anda untuk mengetahui dasar-dasar swamedikasi pengobatan penyakit ringan yang mungkin muncul di lingkungan Anda. Pengobatan Rhinitis alergi bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obatan antihistamin juga dekongestan. Antihistamin merupakan obat-obatan yang memiliki efek untuk melindungi tubuh dari berbagai senyawa alergen, sedangkan dekongestan digunakan untuk pengobatan seperti pilek, hidung tersumbat, dan gejala rhinitis lainnya. Namun, jika lebih dari 3 hari gejala rhinitis tidak berkurang, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter, sebab penanganan yang diberikan akan berbeda. Dokter mungkin akan memberikan penanganan dengan imunoterapi. Imunoterapi diperlukan pada rhinitis yang sudah pada tahap parah. Rhinitis sendiri, merupakan penyakit yang muncul setelah adanya respon spesifik tubuh terhadap alergen, lebih tepatnya adalah imunoglobulin Ig-E. Pada tahap yang lebih parah, imunoterapi mungkin akan diberikan dokter pada pasien. Imunoterapi bukanlah pilihan utama pada pasien Rhinitis, sebab pengobatan jenis ini lebih mahal dan juga membutuhkan komitmen waktu dari pasien untuk tetap melakukan rawat jalan, atau kontrol ke dokter yang menangani. Imunoterapi diberikan dengan suntikan yang akan dilakukan bertahap, efek yang menguntungkan adalah penurunan imonoglobulin-E yang spesifik dan merupakan mediator dari alergen rhinitis, induksi imunoglobulin-G, induksi sel T, dan sebagainya. Namun imunoterapi juga tidak mudah diberikan oleh dokter terkait risikonya. Terdapat risiko ringan hingga berat dari pengobatan dengan imunoterapi, risiko ringan contohnya bengkak yang muncul pada area injeksi, bronkospasme, kolaps pembuluh darah hingga yang jarang terjadi adalah kematian yang disebabkan reaksi syok anafilaksis setelah pemberian injeksi. Oleh sebab itu, dokter akan melakukan berbagai identifikasi apakah pasien dapat diberikan imunoterapi atau tidak, namun untuk pengobatan rhinitis dengan imunoterapi memang terbukti efektif menyembuhkan pasien. Berdasarkan informasi di atas sebaiknya Anda bisa lebih bijak ketika mengalami gejala Rhinitis. Pengobatan serta penanganan yang tepat sangat penting untuk dilakukan agar Rhinitis bisa diatasi segera dan tidak menjadi lebih parah. Jika muncul gejala yang tidak biasa dan mengganggu Anda sebaiknya segera konsultasikan ke dokter supaya bisa ditangani dengan baik.